Trump Pilih Tokoh Anti-China Sebagai Penasihat Keamanan Nasional

Penasihat keamanan nasional adalah pembantu utama presiden yang memainkan peran besar dalam pengambilan keputusan kebijakan luar negeri dan keamanan nasional. Peran ini tidak memerlukan konfirmasi Senat.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 14 Nov 2024, 07:01 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2024, 07:01 WIB
Donald Trump
Donald Trump menari di akhir kampanyenya di Madison Square Garden di New York, Amerika Serikat (AS), pada 27 Oktober 2024. (Dok. Angela Weiss/AFP)

Liputan6.com, Washington, DC - Donald Trump pada hari Selasa (12/11/2024) mengonfirmasi bahwa Mike Waltz (50) akan menjadi penasihat keamanan nasionalnya saat dia resmi menjabat sebagai presiden ke-47 Amerika Serikat (AS).

Waltz merupakan mantan perwira pasukan khusus AS dan seorang yang dikenal sebagai pengamat kebijakan luar negeri.

Trump menggambarkan anggota Kongres dari Partai Republik tersebut sebagai seorang pemimpin yang diakui secara nasional dalam keamanan nasional dan seorang pakar dalam ancaman yang ditimbulkan oleh China, Rusia, Iran, dan terorisme global.

Waltz sendiri secara terbuka telah menggambarkan China sebagai ancaman "eksistensial" bagi AS. Dia sangat kritis terhadap pemerintah Rusia, namun menyatakan bahwa kebijakan AS saat ini, yang berfokus pada peningkatan dukungan terhadap upaya perang Ukraina, perlu segera diakhiri.

Sebagai gantinya, menurut Waltz, AS harus beralih ke negosiasi yang sejauh ini masih samar, seperti halnya yang diusulkan oleh Trump.

"Menggelontorkan lebih banyak miliaran dolar (ke Ukraina) adalah definisi dari kebodohan," kata dia seperti dikutip dari CNA, Kamis (14/11).

Pada bulan Juli, Waltz, menyampaikan pidato yang penuh semangat di Konvensi Nasional Partai Republik, di mana dia memuji Trump dan menyerukan perdamaian melalui kekuatan AS.

Sementara itu, Trump, menggambarkan Waltz sebagai pendukung kuat dari agenda kebijakan luar negeri America First-nya. Hal ini menunjukkan keselarasan pandangan antara keduanya dalam hal kebijakan internasional yang mengutamakan kepentingan AS di atas segalanya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya