Liputan6.com, Washington D.C - Amerika Serikat akan keluar dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kata Presiden Donald Trump pada hari Senin (20/1), dengan mengatakan badan kesehatan global tersebut telah salah menangani pandemi COVID-19 dan krisis kesehatan internasional lainnya.
Donald Trump mengatakan WHO telah gagal bertindak secara independen dari "pengaruh politik yang tidak pantas dari negara-negara anggota WHO" dan meminta "pembayaran yang sangat memberatkan" dari AS yang tidak proporsional dengan jumlah yang diberikan oleh negara-negara lain yang lebih besar, seperti China.
Advertisement
Baca Juga
"WHO menipu kita, semua orang menipu Amerika Serikat. Itu tidak akan terjadi lagi," kata Donald Trump saat penandatanganan perintah eksekutif seperti dikutip dari Arab News, Selasa (21/1/2025).
Advertisement
Pergerakan tersebut berarti AS akan meninggalkan badan kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam waktu 12 bulan dan menghentikan semua kontribusi keuangan untuk pekerjaannya. Amerika Serikat sejauh ini merupakan pendukung keuangan terbesar WHO, menyumbang sekitar 18 persen dari keseluruhan pendanaannya. Anggaran dua tahun terakhir WHO untuk tahun 2024-2025Â tercatat $6,8 miliar.
Pengunduran diri Donald Trump dari WHO bukanlah hal yang tidak terduga. Ia mengambil langkah untuk keluar dari badan tersebut pada tahun 2020, selama masa jabatan pertamanya sebagai presiden, dengan menuduh WHO membantu upaya Tiongkok untuk "menyesatkan dunia" tentang asal-usul COVID.
WHO dengan tegas membantah tuduhan tersebut dan mengatakan pihaknya terus menekan Beijing untuk membagikan data guna menentukan apakah COVID muncul dari kontak manusia dengan hewan yang terinfeksi atau karena penelitian terhadap virus serupa di laboratorium dalam negeri.
Presiden AS Donald Trump juga menandatangani perintah eksekutif pada hari Senin (20/1), dan memperkuat niatnya untuk menggandakan bahan bakar fosil serta membalikkan kemajuan Amerika dalam perubahan iklim dan energi bersih, termasuk menandatangani perintah untuk menarik AS keluar dari perjanjian iklim Paris. Demikian dikutip dari CNN.
Perintah eksekutif hari pertama Donald Trump ini terjadi saat kebakaran yang dipicu oleh perubahan iklim melanda California Selatan, menyusul tahun terpanas di dunia yang pernah tercatat di mana dua badai besar – Helene dan Milton – menghancurkan wilayah Tenggara.