Liputan6.com, Roma - Di tengah Laut Tyrrhenian, pulau Sardinia berdiri megah dengan 1.849 kilometer garis pantai yang dipenuhi pantai berpasir putih dan air laut berwarna zamrud. Namun, di balik keindahan lanskapnya, terdapat sebuah tradisi kuliner ekstrem yang telah bertahan selama berabad-abad yaitu casu marzu.Keju dengan belatung yang mendapat predikat keju paling berbahaya di dunia oleh Guinness World Records pada 2009.
Mengutip laman CNN, Kamis (13/2/2025), casu marzu dibuat dari keju pecorino fiore sardo yang telah matang dan kemudian dibiarkan terbuka agar lalat Piophila casei bertelur di dalamnya. Larva yang menetas akan mencerna protein dalam keju, menciptakan tekstur lembut yang khas.
Baca Juga
Ketika siap dikonsumsi, bagian atas keju yang masih utuh dibuka, dan di dalamnya terlihat lapisan lembut yang dipenuhi belatung yang masih bergerak. Beberapa penduduk setempat memutar keju dalam centrifuge agar larva bercampur rata dengan keju, sementara yang lain lebih suka menikmatinya secara alami, lengkap dengan belatung yang masih hidup.
Advertisement
Meski terkesan ekstrem, casu marzu memiliki cita rasa yang kuat, memadukan aroma padang rumput Mediterania dengan sensasi pedas yang bertahan selama berjam-jam. Beberapa orang percaya keju ini memiliki sifat afrodisiak, sementara yang lain khawatir larva yang masih hidup dapat menyebabkan myiasis—infeksi usus akibat larva yang bertahan hidup dalam tubuh manusia. Namun, hingga kini belum ada kasus medis yang dikaitkan langsung dengan casu marzu.
Warisan Kuliner Kuno
Meskipun dilarang untuk dijual secara komersial, keju ini tetap menjadi bagian dari budaya kuliner Sardinia. Paolo Solinas, seorang ahli gastronomi, mengatakan bahwa casu marzu adalah "pesona dan kenikmatan tersendiri bagi para penikmatnya".
Sebagian warga lokal menghindarinya, tetapi bagi yang dibesarkan dengan keju pecorino asin, casu marzu adalah hidangan istimewa yang hanya dinikmati oleh segelintir orang terpilih.
Sejarawan makanan Giovanni Fancello menelusuri jejak casu marzu hingga ke zaman Kekaisaran Romawi, saat Sardinia masih menjadi salah satu provinsi di bawah kekuasaan Latin. Aristoteles dan Pliny the Elder bahkan pernah menulis tentang keju dengan belatung dalam karya-karya mereka.
Di Italia, terdapat 10 varian keju berbelatung dari berbagai daerah, tetapi tidak ada yang memiliki status budaya sekuat casu marzu di Sardinia. Keju ini memiliki banyak nama lain, seperti casu becciu, casu fattittu, hasu muhidu, dan formaggio marcio, yang berbeda tergantung pada sub-wilayah dan jenis susu yang digunakan.
Bagi wisatawan yang berani mencoba, casu marzu bisa ditemukan di luar jalur wisata mainstream, tersembunyi di antara para peternak dan pembuat keju lokal. Namun, lebih dari sekadar daya tarik ekstrem, keju ini adalah bagian dari identitas kuliner Sardinia, sebuah warisan yang bertahan selama berabad-abad dan mungkin juga menjadi gambaran masa depan dunia kuliner.
Advertisement