Ekosistem Antartika Semakin Rapuh

Tim ilmuwan Inggris menyimpulkan keseimbangan ekosistem di benua es Antartika sangat rapuh terhadap perubahan. Pemanasan global dan kehadiran manusia akan berdampak pada jenis satwa laut Antartika.

oleh Liputan6 diperbarui 15 Jan 2005, 07:56 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2005, 07:56 WIB
150105aLnBenua_Es.jpg
Liputan6.com, Kutub Selatan: Keseimbangan ekosistem di benua es Antartika (Kutub Selatan) semakin rapuh dari hari ke hari. Penelitian teranyar tim ilmuwan Inggris menyimpulkan Antartika sangat mudah terganggu akibat pemanasan global dan kehadiran manusia.

Penelitian yang melongok kehidupan laut di bawah lapisan es Antartika menemukan berbagai macam biota laut seperti plankton, tumbuhan dan satwa. Dengan memantau ekosistem Antartika, ilmuwan mencoba memahami perubahan global yang meliputi perubahan panas dan perubahan kadar garam laut akibat pencairan beting es Antartika. Sebab, lapisan es tersebut berperan penting untuk mencegah kenaikan suhu udara melebihi 0,2 derajat Celcius per tahun.

Namun, keseimbangan ekosistem tersebut sangat rentan terhadap perubahan sekecil apa pun. Hasil penelitian juga menemukan iklim bumi berperan penting dalam menentukan keseimbangan ekosistem itu. Jika suhu terus naik, perubahan akan tampak pada jenis satwa yang hidup di dasar laut.

Penelitian ini juga mempelajari metabolisme satwa-satwa Antartika. Menurut pakar biologi laut Hamish Campbell, satwa Antartika berbeda dengan satwa lain yang tinggal di wilayah yang lebih hangat. Mereka mempunyai detak jantung yang lambat yaitu lima atau enam kali di bawah manusia.

Campbell berharap hasil riset ini dapat diterapkan pada manusia. Perlambatan jantung tersebut akan berguna saat pembedahan. Jika berhasil, kemungkinan penggunaan obat kimia dan kehilangan banyak darah saat operasi dapat dihindari.(TOZ/Idr)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya