Pemahaman Orangtua Tentang Antibiotik Masih Minim

Masih banyak orangtua yang percaya bahwa AB ampuh membunuh virus dalam tubuh anaknya, padahal AB tidak dapat membunuh virus sama sekali.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 06 Mar 2014, 18:45 WIB
Diterbitkan 06 Mar 2014, 18:45 WIB
111222cantibiotik.jpg

Liputan6.com, Jakarta Orangtua lebih memilih memberikan antibiotik (AB) kepada anak yang terserang flu ketimbang membawa anaknya itu ke dokter. Masih banyak orangtua yang percaya bahwa AB ampuh membunuh virus dalam tubuh anaknya, padahal AB tidak dapat membunuh virus sama sekali.

"Penyakit yang disebabkan virus tidak dapat disembuhkan dengan antibiotik. Ketika anak terserang virus lalu dikasih antibiotik, maka yang dibunuh adalah bakteri baik dalam tubuh si anak, bukan bakteri jahatnya," kata Penasehat Yayasan Orang Tua Peduli dan Milis Sehat, dr. Purnamawati S Pujiarto, SpAK, MMPed, dalam acara bertema `Bakteri: Kawan atau Lawan` di Restoran Gemoelai Panglima Polim, Jakarta, Kamis (6/3/2014)

Diakui dr. Purnamawati, kesalahpahaman seperti ini masih sering terjadi sampai detik ini. Orangtua dengan percaya diri memberikan AB kepada anak yang sebenarnya tidak diperlukan. Pemahaman orangtua akan AB, lanjut dia, memang sangat minim. Banyak orangtua yang tak sadar efek negatif yang ditimbulkan bila salah dalam menerapkan pemberian AB pada anak-anaknya.

"Penggunaan antibiotik tidak pada tempatnya dan berlebihan tidak menguntungkan sama sekali, bahkan merugikan dan membahayakan," kata dia melanjutkan.

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa penggunaan obat yang tidak aman, seperti halnya pemberian antibiotik ini, merupakan permasalahan kesehatan yang serius di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Padahal, bila asal dalam menerapkannya akan membahayakan kesehatan si anak.

Bahkan dalam kesempatan itu dr. Purnamawati mengatakan, beberapa studi menunjukkan bahwa penggunaan antibiotik cenderung berlebihan dan umumnya justru diberikan pada penyakit atau kondisi yang tidak memerlukan antibiotik sama sekali.

Tak hanya itu, pemakaian AB yang tidak pada tempatnya atau berlebihan, dapat menimbulkan efek negatif yang lebih luas, tidak hanya terhadap diri kita sendiri, melainkan lingkungan sekitar.

"Pemberian AB yang berlebihan dapat membunuh kuman yang baik dan berguna yang ada di dalam tubuh kita. Ketika bakteri baik itu terbunuh, bakteri jahat jadi pesta pora. Sehingga, tempat semula yang ditempati oleh bakteri baik akan diisi dengan bakteri jahat atau oleh jamur," kata dr. Purnamawati menjelaskan.

Dalam dunia kedokteran, kondisi seperti ini disebut dengan superinfection. Lalu, pemberian AB yang berlebihan, menyebabkan bakteri-bakteri yang tidak terbunuh mengalami mutasi dan menjadi kuman yang resisten terhadap AB, atau biasa disebut dengan superbugs.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya