Jangan Sembarang Sebut Kasus MERS-CoV sebagai Endemi!

Untuk dapat menyebut suatu penyakit dengan pandemik, Indonesia harus merujuk pada Public Health Emergency of International Concern.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 08 Mei 2014, 11:00 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2014, 11:00 WIB
Virus MERS-CoV
Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP (M), DTM&H, MARS

Liputan6.com, Jakarta Tidak mudah untuk dapat mengategorikan suatu wabah penyakit apakah tergolong epidemi, endemi, atau pandemi. Terutama untuk menyebut virus MERS-CoV, yang saat ini tengah menjadi topik hangat di berbagai media.

Kepala Badan Litbangkes Kemeterian Kesehatan Republik Indonesia, Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP (M), DTM&H, MARS  menyayangkan, masih ada media yang menyebut kalau virus korona ini menjadi endemi yang berbahaya, menakutkan, dan mematikan. Menurut dia, belum bisa dikatakan dengan pasti, kalau MERS-CoV cocok disebut dengan endemi.

"Meski begitu, MERS-CoV juga belum dapat dimasukkan ke dalam kriteria pandemik," kata Tjandra Yoga di Ruang Direksi Rumah Sakit Persahabatan, jakarta Timur, Rabu (7/5/2014)

Untuk dapat menyebut suatu penyakit dengan pandemik, Indonesia harus merujuk pada Public Health Emergency of International Concern.

Dalam kesempatan itu, pria yang juga anggota Emergency Committee WHO untuk MERS-CoV menerangkan, ada empat hal yang harus diperhatikan dengan benar, supaya penyakit dapat dikatakan endemi.

1. Tergolong baru

Agar dapat dikatakan endemi, virus MERS-CoV haruslah benar-benar baru. Sedangkan saat ini, kata dia, virus yang diduga tertular dari unta itu tak dapat dibilang baru.

"Virus MERS-CoV yang sekarang ini memang variannya tergolong baru. Tapi, apakah virus ini benar-benar baru, tidak 100 persen dapat dikatakan baru," kata Tjandra menambahkan.

2. Berbahaya untuk manusia

Bisa jadi virus MERS-CoV ini dikatakan berbahaya untuk manusia. Dilihat dari fatalitasnya, membuat sekitar 30 persen orang meninggal dunia.

3. Menular dari manusia ke manusia

Dapat dikatakan endemi bila virus MERS-CoV tertular dari manusia ke manusia. Tapi nyatanya, sampai detik ini, belum diketahui dengan pasti, apakah dari manusia ke manusia, atau dari hewan ke manusia.

4. Menular dari manusia secara berlanjut

Tjandra Yoga menyebut istilah untuk tertular dari manusia ke manusia secara berlanjut disebut dengan sustain human to human transmission. Pada virus yang pertama kali heboh September 2012 ini, belum diketahui penyebabnya, dan penularannya pun belum bisa dikatakan sustain.

Maka itu, belum dapat dikategorikan kalau virus MERS-CoV bersifat endemi. Tjandra Yoga mengingatkan, masyarakat harus mengetahui ini, tidak perlu panik, tapi harus tetap waspada.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya