Liputan6.com, Jakarta - Pemegang saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) menyetujui rencana penarikan kembali 61,7 juta saham hasil pembelian kembali (buyback) atau saham treasuri. Persetujuan diperoleh dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) perseroan yang diselenggarakan pada 17 Februari 2025.
"Menyetujui pengalihan sebagian saham hasil pembelian kembali dengan cara pengurangan modal, yaitu sebanyak 61.730.570 saham yang telah dibeli kembali pada tahun 2022 oleh Perseroan (treasury stock)," mengutip risalah RUPSLB Kalbe Farma dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (20/2/2025).
Baca Juga
Setelah aksi tersebut, modal ditempatkan dan disetor perseroan susut dari semula senilai Rp 468,75 miliar menjadi sebesar Rp 468,13 miliar.
Advertisement
Berdasarkan data BEI, Kalbe Farma tercatat memiliki 1,02 miliar saham treasuri, yang setara dengan 2,17 persen dari total saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Setelah penarikan dilakukan, jumlah saham treasuri yang tersisa sekitar 958 juta lembar.
Kalbe Farma mulai menjual saham treasuri di pasar reguler yang diperoleh melalui buyback pada Maret–Juni 2020 saat pandemi Covid-19. Perseroan berhasil melepas seluruh 2,17 juta sahamnya dengan harga Rp 1.420 per lembar, lebih tinggi dibandingkan harga beli Rp 949 per lembar.
Adapun saham treasuri dari hasil buyback tahun 2022 berjumlah 617 juta lembar dengan harga akuisisi sekitar Rp 1.600, yang jauh lebih tinggi dibandingkan harga saham KLBF di pasar saat ini, yaitu Rp 1.200 per lembar. Sebagian dari saham tersebut kini ditarik.
Selain itu, perseroan masih menjalankan program buyback yang dimulai pada Mei 2024 dan dijadwalkan berakhir pada Mei 2025. Hingga saat ini, KLBF telah mengumpulkan 316,8 juta saham dari aksi tersebut.
Kalbe Farma Jual 2,17 Juta Saham Treasuri
Sebelumnya, Kalbe Farma mengalihkan saham hasil pembelian kembali saham atau saham treasuri melalui Bursa Efek Indonesia pada pertengahan Mei 2024.
Saat itu, PT Kalbe Farma Tbk memiliki saham treasuri sebesar 619.480.700 saham atau 1,32 persen. Pelaksanaan buyback saham akan dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 12 bulan setelah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang menyetujui pembelian kembali saham dan mengacu pada pasal 9 ayat (1) POJK Nomor 29 Tahun 2023.
Pembelian kembali atas saham Perseroan diharapkan memberikan keyakinan kepada investor atas nilai saham Perseroan secara fundamental.
Selain itu, pembelian kembali juga memberikan fleksibilitas bagi Perseroan dalam mengelola modal jangka panjang. Hal ini seiring saham treasuri dapat dijual pada masa yang akan datang dengan nilai yang optimal jika Perseroan memerlukan penambahan modal.
Advertisement
Kalbe Farma Siapkan Amunisi Hadapi Persaingan Bisnis Kesehatan, Apa Saja?
Sebelumnya, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) menggelontorkan sejumlah belanja modal alias capital expenditure (capex) di tengah persaingan bisnis pada sektor kesehatan yang sangat kondusif.
Direktur Kalbe Farma Kartika Setiabudy mengatakan, ada banyak kesempatan yang bisa dieksplor oleh berbagai perusahaan di sektor farmasi. KLBF disebutnya terus melakukan berbagai inisiatif, baik secara internal maupun melalui kemitraan strategis.
"Secara mandiri, kita melakukan berbagai investasi. Bisa dilihat juga dari spending untuk belanja modal (capex) kita, di mana kita mengalokasikan juga untuk beberapa produk-produk baru maupun penambahan kapasitas dari sisi farma," ujar Kartika dalam sesi public expose, dikutip Rabu (28/8/2024).
Kartika menyampaikan, ada beberapa penambahan lini produksi yang tengah dilakukan, termasuk untuk obat-obatan kanker yang terus berjalan. Lalu, juga melakukan investasi pada proyek Cyclotron atau radio farmasi, yang diklaim akan jadi fasilitas pertama di Indonesia.
"Kita akan bisa menghasilkan Cyclotron yang bisa digunakan oleh rumah sakit, dimana mereka akan memiliki PET machine untuk melakukan scan guna deteksi dini untuk penderita kanker," terang Kartika.
Gandeng Partner Strategis
Selain itu, Kalbe juga melakukan berbagai kerja sama dengan sejumlah partner strategis. Kartika mengumumkan, pihaknya tahun ini telah mengumumkan adanya dua kolaborasi.
"Salah satunya di Thailand dengan salah satu distributor lokal di Thailand untuk mengembangkan atau melakukan penetrasi produk-produk specialty, khususnya onkologi milik Kalbe di Pasar Thailand," ungkapnya.
Kedua, KLBF juga melaksanakan kerja sama strategis dengan mitra bisnisnya dari China. Dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam produksi bahan baku obat, yang masih banyak impor.
"Memang saat ini Indonesia kebanyakan kita masih melakukan impor untuk bahan baku obat. Sudah ada beberapa inisiatif yang dilakukan oleh beberapa perusahaan di Indonesia untuk memproduksi bahan baku obat," imbuhnya.
Advertisement
