Liputan6.com, Jakarta Anak-anak penderita kanker bisa memiliki kehidupan yang normal sama dengan anak-anak lain. Bagi anak-anak yang kurang mampu, biaya yang kerap menjadi kendala dalam pengobatan kanker bisa diatasi dengan kerjasama Yayasan Amal Tahir Foundation.
Yayasan yang didanai Pendiri Mayapada Group Dato Sri Prof. Dr. Tahir ini bekerja sama dengan RS Mayada dalam membuka layanan kesehatan gratis untuk anak-anak penderita kanker. Bahkan, untuk biaya transplantasi yang miliaran bisa ditanggung yayasan amal tersebut.
"Saya nggak pernah lihat perusahaan bangkrut bila melakukan kebaikan. Saya cuma mau lihat bagaimana anak-anak penyandang kanker bisa hidup normal, bisa menikah, punya anak, bisa jadi ayah-ibu," kata Tahir saat ditemui di Auditorium Ang Boen Ing Mayapada Hospital, Jakarta Selatan, Senin (26/5/2014).
Tahir mengungkapkan, bantuan ini terbuka bagi setiap anak berusia di bawah 12 tahun dengan latar belakang ekonomi membutuhkan dari seluruh Indonesia.
"Kita berikan cuma-cuma. Termasuk transplantasi yang biayanya sampai Rp 2 - 2,5 miliar. Tujuan kita pengobatan yang diterima bukan hanya untuk anak kanker tapi juga keluarganya dapat hiburan. Saat ini kami telah bekerjasama dengan RS pemerintah. Untuk diagnosa diatur di Tahir Foundation, kemudian protokol diatur di RS berkaitan untuk menghindari ongkos lebih mahal. Selain itu kami juga kerjasama dengan rumah singgah. Sehingga ada dua jatah untuk family yang direct," kata Tahir.
Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi yang turut hadir dalam peresmian layanan tersebut juga mengungkapkan apresiasinya pada Tahir Foundation yang memberikan bantuan cuma-cuma untuk anak kanker.
"Semua yang peduli anak, perlu kita apresiasi secara luar biasa. Dengan hati dan kepercayaan, mereka bisa membantu yang tidak mampu. Ini luar biasa. Apalagi pengobatan dan perawatan kanker termasuk variatif yang membutuhkan biaya besar dan waktu lama. Tapi di luar biayanya, penderitaan yang bisa dibantu dengan terapi, dukungan psikosial bisa diberikan bukan cuma anak tapi juga keluarganya," kata Menkes.
Menkes yang juga pernah menjadi dokter spesialis anak mengungkapkan, keponakannya pernah menderita leukemia. Jadi ia tahu betul anak Indonesia lebih takut untuk periksa karena tidak ada biaya.
"Memang betul tidak murah. Rata-rata 200 jtaan. Itu belum tentu pengobatannya sampai betul bersih. Meski dalam JKN ditanggung, tapi yang paling penting mengetahui gejalanya scr dini. Tapi dengan adanya bantuan ini, saya harap mereka bisa mendapatkan layanan kesehatan secepatnya."
Advertisement