Liputan6.com, Jakarta Penyakit Ebola bermula di Kongo tahun 1976, di daerah Boende. Walaupun kini wabahnya sudah menyebar ke Sierra Leonne, Guinea, Liberia dan juga belakangan Nigeria.
Dalam beberapa hari ini, dipublikasikan bahwa di Kongo‎ (di sekitar daerah Boende juga) ditemukan penyakit yang disebut Ebola-like illness. Pasien penyakit ini juga mengalami demam, perdarahan dari telinga dan hidung dan diare, hampir sama seperti gejala Ebola. Sampai kemarin ada 592 kasus penyakit ini, 70 diantaranya meninggal dunia, termasuk seorang dokter dan 4 petugas kesehatan lainnya.
Jumat 22 Agustus pekan lalu sampel dari kasus sudah sampai ke laboratorium Kementerian Kesehatan Kongo untuk dianalisa.
Menteri Kesehatan dan Kepala CDC Kongo serta tim dari Badan Kesehatan dunia WHO sudah langsung turun langsung ke lokasi‎. Sejauh ini dugaannya bukan Ebola, tapi masih harus menunggu konfirmasi laboratorium.
Kita terus mengamati berita ini, potensi penularan perlu diwaspadai karena :
- Kongo relatif lebih besar dan banyak kontak ke dunia inter‎nasional
- untuk Haji maka :
1. MERS CoV tetap jadi kewaspadaan utama
2. Ebola perlu diperhatikan, walaupun ada lima alasan yang membuat kemungkinan penularan Ebola ke daerah haji memang terbatas
3. Adanya penyakit baru Ebola-like illness ini, yang sejauh ini belum ada pembatasan perjalanan ke Arab Saudi.
Prof dr Tjandra Yoga Aditama SpP(K), DTM&H, MARS‎, DTCE
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Â
Advertisement