Kenapa Nasi Bisa Pulen atau Pera?

Tinggi rendahnya amilosa sebabkan perbedaan kepulenan nasi.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 06 Nov 2014, 20:00 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2014, 20:00 WIB
Cara Agar Nasi Tak Cepat Bau
Begini cara agar nasi yang kita tanak tidak cepat bau

Liputan6.com, Jakarta Apakah Anda pernah memasak beras yang meskipun sudah diberi air banyak nasi yang dihasilkan pera? Meskipun Anda sudah memberikan air sebanyak apa pun pada beras jenis ini memang akan menghasilkan nasi pera.

Menurut peneliti beras sekaligus ahli pangan dan teknologi Prof. Dr. Ir. Djoko Said Damardjati, MS ternyata pera dan pulen sebuah nasi ditentukan oleh faktor genetik pada varietas padi. Setiap varietas memiliki kandungan amilosa yang berbeda.

"Nasi pulen berasal dari beras yang mengandung kadar amilosa 20-25 persen. Nasinya tidak keras, agak lengket, terasa berair dan tetap lunak setelah dingin," ujar Prof. Djoko dalam acara 'Beras Berkualitas Mendukung Kualitas Hidup Keluarga' yang digelar oleh TPSFood selaku produsen beras Cap Ayam Jago di Solo, Jawa Tengah ditulis Kamis (6/11/2014).

Tak cuma di Indonesia, sebagian besar masyarakat dunia pun menyukai nasi pulen. Beruntungnya, beras dengan kandungan amilosa sedang banyak tersebar di Indonesia terutama Pulau Jawa.

Meski sebagian orang suka nasi pulen, tapi ada juga yang suka nasi pera. Masyarakat asal Sumatera Barat lebih menyukai nasi pera yang ditunjukkan dengan ciri nasinya keras setelah dingin hal ini disebabkan karena kandungan amilosa dalam beras tinggi. Tak heran jika makan nasi Padang nasinya bertekstur keras.

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya