Seberapa Penting Bermain di Luar Ruangan untuk Seorang Anak?

Eksplorasi terhadap dunia luar akan dapat menurunkan masalah emosi anak

oleh Liputan6 diperbarui 08 Des 2014, 13:30 WIB
Diterbitkan 08 Des 2014, 13:30 WIB
Ajak Anak Bergerak, Demi Hindari Obesitas
Tak cuma bermain di luar layar, bermain di luar ruangan buat anak lebih banyak bergerak.(Foto: news.discovery.com)

Liputan6.com, Jakarta Dalam rentang kehidupan individu, masa kanak-kanak merupakan masa yang sangat penting khususnya untuk proses tumbuh kembang awal. Dalam masa ini, individu akan mempelajari berbagai kemampuan penting yang akan menjadi pondasi dasar bagi perkembangan hidupnya di masa-masa yang akan datang. Untuk mengoptimalkan proses tumbuh kembang tersebut, diperlukan dukungan eksternal yang memadai. Dukungan ini dapat muncul dari lingkungan sosial atau pun lingkungan fisik di sekitarnya.

Berkaitan dengan lingkungan fisik, lingkungan luar ruangan (area outdoor) merupakan seting lingkungan yang memegang peran penting bagi perkembangan tumbuh kembang anak dalam kehidupannya. Area outdoor merupakan tempat anak untuk melakukan eksplorasi terhadap lingkungan sekitarnya. Lewat proses eksplorasi ini, anak akan dikembangkan dalam berbagai aspek. Aspek pertama yang paling jelas terlihat sebagai akibat anak aktif mengeksplorasi dunia luar adalah aspek fisik. Aktivitas anak di luar ruangan ini jika dilakukan secara rutin akan dapat meningkatkan kesehatan fisik dan menurunkan obesitas pada anak (Sallis & Glanz, 2006).

Selain aspek fisik, aspek lain yang berhubungan dengan terdukungnya perkembangan anak saat mereka banyak melakukan eksplorasi terhadap dunia luar adalah aspek psikologis. Eksplorasi terhadap dunia luar akan dapat menurunkan masalah emosi anak (Islam, Moore, & Cosco, 2014). Selain itu, jika aktivitas ini dilakukan lewat interaksi bersama dengan orang lain juga akan dapat mengurangi perasaan kesepian pada anak (Prezza & Pacilli, 2007). Karena berbagai manfaat penting ini, tidak berlebihan kiranya jika kemudian badan kesehatan dunia yakni WHO (2010) merekomendasikan bahwa anak-anak usia 5- 17 tahun perlu bermain di luar ruangan minimal 60 menit per harinya.

Tak mudah

Tak mudah

Meskipun demikian, bermain di luar rumah untuk anak di zaman sekarang bukanlah hal yang relatif mudah di lakukan. Ada berbagai faktor yang menyebabkannya. Faktor pertama adalah semakin sempitnya lahan di luar ruangan yang dapat digunakan anak untuk bermain. Hal ini terjadi di semakin banyak tempat terutama di daerah-daerah perkotaan dan sekitarnya. Penyebab utamanya adalah bertambahnya pesatnya berbagai bangunan yang otomatis akan semakin mengurangi area outdoor untuk bermain anak.

Faktor kedua adalah lingkungan yang tampaknya semakin tidak aman misalnya karena perilaku berbahaya di jalan raya, adanya berbagai polusi lingkungan, dan meningkatnya tindak kriminal yang menempatkan anak sebagai korban. Kedua faktor inilah yang umumnya membuat orang dewasa menjadi khawatir untuk mengizinkan anak bermain di area luar ruangan.

Selain kedua faktor yang berhubungan dengan kekhawatiran orang dewasa untuk mengizinkan anaknya beraktivitas di luar ruangan, semakin jarangnya anak mengeksplorasi dunia di luar ruangan juga disebabkan oleh dua faktor lainnya. Yang pertama adalah adanya berbagai permainan indoor yang semakin menarik misalnya munculnya televisi, internet, game online, gadget, smartphone, dan sebagainya yang mampu menyihir anak, dan sebenarnya juga orang dewasa, untuk menghabiskan waktu belasan jam tiap harinya di dalam ruangan. Yang terakhir muncul dari lingkungan keluarga sendiri yakni kesibukan orangtua.

Aktivitas luar ruangan dalam banyak hal mensyaratkan adanya pendampingan dari orangtua atau orang dewasa lainnya. Artinya orangtua perlu juga menyediakan banyak waktu untuk menemani anak mengeksplorasi dunia luar. Kesibukan orangtua membuat mereka tidak memiliki waktu yang dibutuhkan tersebut. Akibatnya, banyak orangtua yang lebih memilih agar anaknya bermain di dalam ruangan saja karena aktivitas bermain dalam ruangan itu dapat dilakukan dengan pengawasan yang relatif lebih minimal.

Minimnya anak bermain di area luar ruangan akan berpotensi memunculkan berbagai masalah di area fisik dan psikologis. Oleh karenanya orangtua dan orang dewasa lainnya perlu mendorong anak untuk secara rutin melakukan eksplorasi terhadap dunia luar.

Dorongan apa saja

Dorongan ini perlu diwujudkan dalam berbagai tindakan oleh orang dewasa. Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah:

1. Menjadwalkan waktu bermain anak di area luar ruangan secara rutin. Untuk mendukung langkah ini, orangtua dapat mulai mengurangi waktu bermain anak di dalam ruangan dan menggantinya dengan aktvitas bermain di luar ruangan. Untuk mendukung perkembangan anak dalam langkah ini, orangtua dapat menemani anak dalam aktivitas tersebut serta dapat menyertakan anak dalam interaksi sosial dengan anak atau orang lain saat dia beraktivitas di luar ruangan.

2. Hal kedua yang dapat dilakukan berkaitan dengan perubahan lingkungan fisik. Untuk mendukung anak agar tertarik beraktivitas di dunia luar, orangtua perlu mendesain rumahnya agar memiliki ruang terbuka yang aman dan menarik sebagai tempat anak bereksplorasi. Karena berada di lingkungan rumahnya sendiri, orangtua dapat melakukan pengawasan yang lebih baik saat anak melakukan aktivitasnya.

3. Yang terakhir berkaitan dengan kebijakan publik. Saat ini, rancangan tata ruang di berbagai daerah tampaknya belum dilandasi dengan kesadaran akan penyediaan lahan terbuka yang memiliki arti penting untuk kesehatan fisik dan psikologis tidak hanya anak namun juga seluruh masyarakat yang menghuninya.

Seperti yang terjadi di banyak negara yang lebih maju, penentu kebijakan dapat mulai memprioritaskan penyediaan lahan terbuka yang secara gratis disediakan untuk warganya. Lahan terbuka yang disediakan perlu memperhatikan segi kenyamanan dan keamanan agar menjadi tempat ideal untuk warganya termasuk mereka yang berada di usia anak-anak untuk melepas kepenatan, menjaga kesehatan fisik, dan membangun interaksi sosial. Tentu saja sebagai imbal baliknya, peran warga untuk menjaga kenyamanan dan keamanan ruang terbuka tersebut juga diperlukan.

Y. Heri Widodo, M.Psi, Psikolog
Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Pemilik Taman Bermain dan Belajar Kerang Mutiara, Yogyakarta

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya