Liputan6.com, Jakarta Palang Merah Indonesia Kota Batu, Jawa Timur, dalam waktu dekat akan memiliki laboratorium penyimpan darah pendonor yang selama ini dititipkan di PMI Kota Malang dan Kabupaten Malang.
"Pembangunan gedung unit pelaksana teknis daerah (UPTD) untuk laboratorium penyimpanan darah mendesak karena selama ini hanya bergantung pada Kota Malang dan Kabuapten Malang. Padahal, Batu merupakan daerah tujuan wisata dari berbagai daerah, bahkan negara lain," kata Ketua PMI Kota Batu, Punjul Santoso, Jumat.
Ia mengatakan pihaknya mengupayakan pembangunan UPTD yang dilengkapi dengan laboratorium penyimpan darah pendonor itu pada tahun 2015 sudah terealisasi dan digunakan. Sebab, selama ini penyimpanan darah dari para pendonor dititipkan di Kota dan Kabupaten Malang.
Advertisement
Karena tempat menyimpannya berjarak cukup jauh, katanya, ketika pasien membutuhkan darah, perawat dan pihak rumah sakit kewalahan. Oleh karena itu, keberadaan UPTD untuk laboratorium penyimpan darah pendonor ini bisa direalisasikan tahun depan. "Kami berharap ada bantuan dari pemerintah pusat, termasuk sebagian peralatannya," ujar Punjul.
Gedung UPTD untuk laboratorium tersebut, lanjutnya, rencananya akan dibangun di Kelurahan Ngaglik karena aset lahannya milik pemerintah, sehingga Pemkot Batu tidak perlu mengeluarkan anggaran untuk membebaskan lahan milik warga yang akan digunakan sebagai lokasi gedung.
Menurut dia, warga asli Kota Batu yang menjadi pendonor sekitar 3.000 orang, sehingga sayang jika untuk penyimpanan saja masih numpang di daerah lain, sementara potensi pendonornya cukup besar dan untuk memenuhi kebutuhan sendiri kemungkinan masih mencukupi.
"Kebutuhan akan suplai darah di daerah ini cukup tinggi karena ada beberapa rumah sakit besar di kota, yakni Rumah Sakit Baptis, Hasta Brata, RS Paru dan Etty Asharti. Kami juga berharap ada CSR dari perusahaan yang membantu untuk memotivasi karyawannya dan masyarakat sekitar untuk rutin mendonorkan darahnya," ucapnya.