Kisah Tim Peneliti Temukan Asal Mula Virus Ebola

Darimana asalnya virus Ebola? Bagaimana cerita penelitiannya?

oleh Rio Apinino diperbarui 03 Jan 2015, 16:00 WIB
Diterbitkan 03 Jan 2015, 16:00 WIB
Méliandou, Guinea
Méliandou, Guinea, tempat virus Ebola pertama kali menelan korban (http://news.nationalgeographic.com/)

Liputan6.com, Jakarta Ebola adalah wabah yang menghantui dunia, khususnya Afrika Barat. Data terakhir yang dimiliki Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, menyebutkan bahwa 7.700 orang lebih telah meninggal yang tercatat dari sekitar 20.000 kasus. Pertanyaan besarnya, bagaimana awal mula virus mematikan tersebut menyebar?

Dilansir dari National Geographic pada Sabtu (3/1/2015), Ebola pertama kali ditemukan di Guinea Tenggara pada Desember 2013 silam.

Pada Maret 2014, saat Ebola mulai menyebar, Fabian Leendertz dari Robert Koch Institute, Berlin, membentuk tim riset multidisipliner yang berasal dari disiplin ilmu ekologi, dokter hewan dan antropolog untuk meneliti awal mula persebaran Ebola.

Tim peneliti kemudian pertama kali meneliti hewan-hewan besar seperti monyet dan simpanse. Dari riset tersebut, diketahui beberapa hewan besar tersebut juga beberapa ada yang mati akibat Ebola.

Hal ini menunjukkan bahwa Ebola mungkin saja tidak menyebar ke manusia melalui hewan-hewan tersebut, melainkan dari sesuatu yang lain dan langsung ke manusia.

Tim kemudian memfokuskan penelitian pada sebuah desa bernama Méliandou, Guinea. Di desa tersebut lah awal mula virus ini berasal.

Seorang anak laki-laki, Emile Ouamouno, adalah korban meninggal pertama virus ini. Setelah Emile meninggal, berturut-turut ibu, adik dan neneknya pun meninggal.

Tidak adanya laki-laki dewasa yang meninggal pada wabah Ebola gelombang pertama menunjukkan bahwa satwa liar yang biasanya diburu bukanlah perantara virus Ebola.

Selama 8 hari di Méliandou, tim yang dipimpin oleh Leendertz tersebut mengumpulkan data berupa kesaksian warga sekitar, termasuk mengupulkan data tentang kelelawar buah yang memang cukup banyak populasinya.

Dari data yang dikumppulkan ini muncul hipotesis baru, bahwa perantara virus Ebola adalah kelelawar buah. Hipotesisnya, manusia terkena Ebola setelah memakan buah yang telah digigit kelelawar.

Meskipun begitu, hipotesis ini tidak cukup kuat mengingat kelelawar buah tidak tinggal di dekat pemukiman masyarakat.

Tetapi, hipotesis lain muncul karena ada sebagian kecil kelelawar yang bertengger di atap rumah atau lobang pohon dan tidak termasuk dalam spesies kelelawar buah. Kelelawar ini tidak memakan buah melainkan memakan serangga. Penduduk menyebutnya lolibelo.

Dari hasil wawancara dengan penduduk sekitar, diketahui banyak anak-anak disana yang menjadikan lolibelo sebagai hewan buruan untuk dipanggang.

Bahkan, di desa tersebut ada salah satu lubang pohon yang menjadi favorit anak-anak dalam bermain dan memanggang lolibelo hasil buruan mereka.

 

Penelitian pun akhirnya sampai pada hipotesis paling baru, yaitu kelelawar lolibelo lah yang menjadi perantara virus Ebola. Meskipun begitu, hipotesis ini masih terus diuji kebenarannya sampai saat ini, sampai peneliti benar-benar mengetahui hubungan antara virus Ebola dengan lolibelo. 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya