Liputan6.com, New York- Serangan sakit kepala sebelah yang biasa disebut migrain kerap dialami banyak orang, terutama wanita. Biasanya penyakit ini kerap diabaikan atau dianggap sepele. Namun ternyata kondisi bisa meningkatkan risiko kelumpuhan pada wajah menurut riset Jurnal Neurology.
Pada penelitian ini dilakukan terhadap lebih dari 100.000 orang, setengahnya adalah penderita migrain. Ternyata, tim peneliti yang berasal dati Taiwan menemukan fakta bahwa risiko terkena gangguan sistem saraf pada wajah atau Bell's palsy lebih besar terjadi pada mereka yang sering mengalami migrain.
Baca Juga
Seperti dikutip dari Prevention, Senin (5/1/2015) Bell's palsy tidak bisa dianggap sepele karena bisa memengaruhi saraf yang mengendalikan gerakan wajah dan otot. Para peneliti yang terlibat tidak dapat menjelaskan secara pasti hubungan antara migrain dan Bell's palsy terjadi, diperkirakan karena infkesi maupun aliran darah yang terganggu pada keduanya.
Advertisement
Tiga masalah serius
Sayangnya, migrain tak cuma bisa meningkatkan risiko Bell's palsy tapi juga tiga masalah kesehatan serius, yaitu:
1. Depresi
Mereka yang memiliki migrain cenderung lebih berisiko mengalami depresi dibandingkan yang tidak mengalami penyakit ini menurut riset dari University of Calgary. Bisa dibayangkan mengapa hal ini terjadi, pada saat sakit kepala menyerang suasana hati memang cenderung menjadi tidak menyenangkan bukan. Dan parahnya lagi, depresi sendiri bisa menimbulkan terjadinya migrain menurut studi yang terdapa di jurnal Neurology. Terdapat hubungan biologis diantara keduanya.
2. Parkinson
Jika migrain disertai dengan munculnya aura (hadir kilatan atau cahaya), risiko untuk terkena Parkinson dua kali lipat lebih besar seperti diungkapkan dalam riset yang dilakukan oleh Uniformed Services University in Bethesda, MD. Hl ini terjadi apabila migrain terjadi pada usia 50-an.
3. Penyakit jantung dan stroke
Studi dalam Neurology lain menghubungkan migrain dengan peningkatan risiko penyakit jantung an stroke. Hal ini akan sangat terkait migrain oleh perempuan yang disertai aura. Bahkan menurut penelitian ini risiko meningkat 400 persen terkena stroke.
Ketiga hal di atas terkait dengan adanya aliran perubahan darah akibat migrain.
Advertisement