Sukses Bedah Pasien Parkinson, Achmad Fahmi Raih Rekor Muri

Setelah sukses memimpin operasi parkinson, dokter muda National Hospital Surabaya, dr. Achmad Fahmi, Sp.BS dapat penghargaan dari MURI

oleh Dian Kurniawan diperbarui 13 Apr 2015, 10:00 WIB
Diterbitkan 13 Apr 2015, 10:00 WIB
Parkinson
(Foto: ttatusalute.net)

Liputan6.com, Jakarta Setelah sukses memimpin operasi parkinson beberapa hari yang lalu, dokter muda National Hospital Surabaya, dr. Achmad Fahmi, Sp.BS mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (Muri).

Dokter yang dikenal sebagai salah satu dokter spesialis bedah saraf yang menguasai teknik pembedahan Thalamotomy dan Stereotaktik ini mengatakan, sampai saat ini National Hospital sukses melakukan sekitar 100 tindakan operasi parkinson, themor dan penyakit gerak lainnya.

"Teknik pembedahan saraf dengan alat stereotaktik memiliki kelebihan yakni meminimalkan luka bedah hanya satu centimeter di kepala dan dilakukan dengan kondisi pasien sadar penuh," tuturnya, Sabtu (11/4/2015).

Akurasi alat yang sangat tinggi meminimalkan risiko manipulasi otak saat operasi sehingga lebih aman dibanding dengan metode pembedahan konvensional. Teknik ini juga dapat digunakan untuk biopsi otak dan penanganan stroke.

"Saat ini di National Hospital juga dilengkapi dengan alat radiologi berteknologi terbaru seperti Magnetic Resonance Imaging atau MRI, tiga tesla wide bore yang pertama ada di Indonesia dan MS CT Scan 128 slices low dose radiation yang berguna untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam operasi tersebut," imbuhnya.

Saat ini jumlah penderita parkinson di Indonesia cukup banyak. Diperkirakan mencapai 75 ribu kasus baru tiap tahunnya. Bahkan di seluruh dunia, jumlah penderita parkinson tercatat mencapai lebih dari 4 juta orang.

"Saat ini belum ada obat minum atau suntikan yang bisa menyembuhkan parkinson secara menyeluruh. Terapi dengan menggunakan obat-obatan seperti obat untuk parkinsonian themor menggunakan levoda, dopamine agonist dan sediaan anticholinergic, hanya digunakan pada jenis tremor tertentu, dan untuk sebatas mengurangi dan mengendalikan gejala saja, tidak untuk menyembuhkan," lanjutnya.

Dengan belum ditemukannya solusi yang tepat untuk penyakit ini, membuat pasien yang kebanyakan dari kalangan "high end" membuat mereka memilih berobat ke luar negeri.

"Saya berharap, dengan adanya rumah sakit ini bisa mengembalikan kepercayaan masyarakat akan kemampuan para dokter lokal serta menghilangkan sugesti bahwa dokter dari luar negeri itu lebih canggih dari pada dokter dalam negeri," tandasnya.

Parkinson dikenal sebagai salah satu penyakit saraf otak yang menyebabkan masalah terhadap gangguan gerak tubuh. Gejala yang khas dari penyakit ini seperti kekakuan saat tubuh ingin melakukan aktivitas atau gerakan tak terkendali (Tremor).

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya