Patah Hati? Jangan Makan Fast Food Dulu

Makanan tinggi lemak seperti yang terdapa dalam fast food bisa membuat suasana hati jadi tidak menyenangkan.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 15 Apr 2015, 11:30 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2015, 11:30 WIB
Fastfood
(Foto: Liputan6.com)

Liputan6.com, New York- Saat patah hati, ada sebagian orang yang mengatasi rasa kesedihan dengan banyak makan, termasuk mengonsumsi makanan cepat saji (fast food). Tapi jangan makan cheeseburger serta makanan tinggi lemak lain dahulu, hal ini tak akan membuat perasaan Anda jadi lebih baik. Nggak percaya? Baca hasil penelitian berikut.

Dalam jurnal Biological Psychiatry disebutkan, makanan tinggi lemak yang biasa terdapat dalam makanan cepat saji dapat meningkatkan risiko depresi dan gangguan kejiwaan lainnya. Ini karena bakteri di usus bernama microbiome usus dapat mengubah fungsi otak.

Fakta ini ditemukan dalam penelitian yang dilakukan tim periset dari Louisiana State Universtity, Amerika Serikat. Mereka melakukan percobaan pada tikus yang tidak obesitas yang disuntik lemak tinggi. Ternyata, ini tidak memengaruhi berat badan namun ada bakteri micribiome di usus yang membuat suasana hati jadi tidak menyenangkan.

Tikus yang mengandung microbiome di ususnya menjadi mudah cemas. Kegelisahan muncul akibat kondisi ini. Meski kehadiran microbiome usus ini masih misterius bagi para ilmuwan, bakteri ini sangat signifikan dalam memengaruhi otak. 

Memang studi ini tidak melibatkan manusia, namun peneliti mengatakan dengan tidak mengonsumsi makanan tinggi lemak, Anda sudah dapat mengurangi risiko mengalami depresi seperti dilansir laman Cosmopolitan, Senin (13/4/2015).

 

Baca Juga:

Makanan Cepat Saji Bikin Anak Jadi Lemot

Makanan Cepat Saji Redam Nafsu Makan Makanan Sehat

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya