Liputan6.com, Jakarta Jika mengira kebosanan adalah bentuk emosi yang bertahan cukup lama, Anda mungkin keliru. Penelitian baru dari University of Leuven di Belgia menemukan, kesedihan adalah yang paling bertahan lama dibandingkan jenis emosi lainnya.Â
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Motivation and Emotion ini melibatkan 233 murid SMA. Mereka diberi kuesioner yang mencakup 27 jenis emosi. Selanjutnya para peneliti dengan cermat memisahkan antara emosi dan mood. Menurut mereka, emosi memerlukan permulaan yang spesifik dan dipicu oleh keadaan signifikan. Sedangkan mood memiliki awal dan akhir yang lebih samar.Â
Baca Juga
Para peneliti itu juga meminta para siswa untuk mengingat kejadian yang memicu setiap emosi serta memperkirakan durasi kemunculannya.Â
Advertisement
Mereka menemukan, kesedihan adalah emosi yang paling bertahan lama, sekitar 240 kali lebih lama dari kebosanan, kekesalan, keterkejutan, atau malu. Emosi lain yang memiliki durasi tinggi adalah harapan, antusiasme, dan kebahagiaan.Â
Peneliti percaya salah satu faktor pembeda dari bertahannya tiap emosi adalah karena kejadian yang memicunya timbul. Jika hal itu berkaitan dengan kejadian besar dalam hidup, seperti misalnya kehilangan, biasanya akan berdampak lebih besar. Faktor pembeda kedua adalah seberapa banyak setiap emosi diperlukan oleh seseorang untuk membuatnya berpikir bahwa hal yang dialaminya sudah berakhir. Itu sebabnya kecemasan cenderung bertahan lebih lama ketimbang rasa takut.Â
"Perenungan adalah penentu utama mengapa beberapa emosi tertentu bertahan lebih lama dari emosi lainnya," ujar rekan penulis Phillipe Verduyn dalam sebuah kutipan. "Emosi dikaitkan dengan perenungan tingkat tinggi yang akan bertahan paling lama," tambahnya, dilansir dari Realsimple, Jumat (12/6/2015).
Coba praktikkan tips ini atau ini untuk lebih mudah move on dari kesedihan. Jika tak juga berhasil, Anda hanya perlu ingat bahwa kesedihan juga memiliki akhir, tak akan bertahan selamanya.Â