Pengusir Setan yang Penuh Nutrisi

Popularitas daun kelor dalam beberapa tahun terakhir melonjak gara-gara hasil riset para ilmuwan yang menemukan berlimpahnya nutrisi

oleh Benedikta Desideria diperbarui 12 Agu 2015, 22:00 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2015, 22:00 WIB
Daun Kelor
(moringa.co.id)

Liputan6.com, Jakarta Popularitas daun kelor dalam beberapa tahun terakhir melonjak gara-gara hasil riset para ilmuwan yang menemukan berlimpahnya nutrisi di dalam daun ini. Tapi tidak semua daerah di Indonesia menganggap seperti itu, di beberapa wilayah Jawa Barat misalnya mengenal tanaman kelor (Moringa oleifera L.) sebagai pengusir hantu. Persepsi tersebut mungkin terjadi karena tanaman yang berasal dari India utara ini biasa dijadikan tanaman pagar di pekarangan rumah.

Namun, ada juga masyarakat yang mengonsumsi daun kelor sebagai sumber pangan yang lezat yakni Nusa Tenggara Timur dan Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Sudah sejak lama memanfaatkan daun kelor sebagai salah satu menu sayur yang kerap ada di meja makan seperti diungkapkan peneliti utama dari Balai Tanaman Rempah dan Obat Kementerian Pertanian, Otih Rostiana saat dulu melakukan penelitian tentang budidaya kelor.

"Di daerah Indonesia Timur, pada lahan marginal dengan iklim kering daun kelor dikenal sebagai sayuran," terang Otih saat memberikan presentasi dala Seminar Ilmiah Tanaman Obat Kelor yang diadakan Badan POM di Jakarta pada Rabu (12/8/2015).

Di NTT dan Sulawesi Tenggara pasti sesudah makan ikan dilanjutkan dengan makan sayur daun kelor. Itu seperti sudah jadi kebiasaan warga di sana. Siapa nyana, kebiasaan mengonsumsi sayur berbahan daun kelor bermanfaat bagi tubuh mereka sendiri.

Berbagai penelitian ilmiah telah menyebut bahwa daun kelor memiliki kandungan bioaktif seperti protein, Vitamin, A, B, C, flavonoid, gula, kumarin. "WHO juga merekomendasikan sebagai makanan tambahan anak-anak yang kekurangan gizi di Benua Afrika," tutur Otih.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya