Liputan6.com, Solo Berbagai cara dilakukan untuk memperingati World Stroke Day yang jatuh pada hari ini, Kamis (28/10/2015). Salah satunya seperti yang dilakukan puluhan dokter saraf di Solo yang menggelar kampanye pencegahan penyakit stroke di pasar tradisional.
Pantauan Liputan6.com, puluhan dokter spesialis saraf dan dokter umum RS Moewardi Solo memperingati World Stroke Day dengan menggelar aksi kampanye tentang pencegahan stroke. Aksi tersebut dipusatkan di beberapa titik seperti di Pasar Gede, Bundaran Gladak dan Perempatan Panggung Solo.
Baca Juga
Dalam aksinya, selain berorasi, para dokter yang mengenakan jas putih pakaian kebesarannya itu juga membagikan selebaran yang berisi informasi dan pencegahan penyakit stroke. Selebaran tersebut dibagikan kepada para pengguna jalan serta pedagang di pasar tradisional.
Advertisement
Koordinator aksi peringatan World Stroke Day, dr Pepi Budianto SpS, mengatakan, bertepatan dengan peringatan World Stroke Day di dunia, pihaknya ingin mengingatkan kembali warga masyarakat agar waspada penyakit stroke.
"Kami membagikan selebaran yang berisi informasi soal penyakit stroke. Dengan cara ini diharapkan muncul awarness dari masyarakat terkait penyakit stroke," kata dia di Solo, Kamis (29/10/2015).
Lebih lanjut dia mengungkapkan stroke itu merupakan penyakit yang mematikan karena ada penyumbatan di pembuluh darah yang terjadi secara tiba-tiba. Untuk itu, dalam aksi kali ini, pihaknya ingin mensosialisasikan terkait gejala awal munculnya penyakit yang mematikan tersebut.
"Gejala awal stroke itu muncul seperti adanya gejala kesemutan, wajah perot, lumpuh separuh, bicara pelo. Jika seperti itu lantas harus dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan secara tepat dan cepat," ucapnya.
Ia pun menambahkan, lebih efektif jika pasien stroke mendapatkan penanganan terapi pemberian trombolisis sebelum 4,5 jam dari awal serangan stroke. "Pemberian trombolisi hanya efektif dan aman apabila diberikan pada stroke isemik atau sumbatan sebelum 4,5 jam. Pemberian trombolisis hanya dapat dilakukan di rumah sakit," tegasnya.
Pepi mengungkapkan bahwa hingga saat ini penyakit stroke dan jantung masih menduduki peringkat satu dan dua untuk penyakit mematikan di dunia. Untuk itu pihaknya pun terus melakukan sosialisasi untuk pencegahan penyakit tersebut."Secara statis memang stroke dan jantung masih menduduki peringkat satu dan dua," jelasnya.