Liputan6.com, Jakarta Kolesterol tinggi kerap kali datang tanpa disadari. Gejalanya bisa muncul kapan saja, namun sering kali diabaikan atau dianggap sepele. Padahal, mengenali ciri-ciri kolesterol tinggi sejak dini sangat penting untuk mencegah risiko serius di kemudian hari, seperti penyakit jantung, stroke, atau tekanan darah tinggi.
Baca Juga
Advertisement
Kolesterol sendiri merupakan zat lemak alami yang dibutuhkan tubuh untuk membangun sel, memproduksi vitamin, dan hormon. Namun, kadar kolesterol dalam tubuh harus dijaga seimbang. Dalam darah, kolesterol terbagi menjadi dua jenis: HDL (kolesterol baik) dan LDL (kolesterol jahat). HDL membantu membersihkan kolesterol dari pembuluh darah, sementara LDL justru bisa menumpuk dan menyumbat aliran darah jika kadarnya terlalu tinggi.
Tak hanya orang dewasa, anak-anak dan remaja pun bisa mengalami kolesterol tinggi, apalagi jika memiliki pola makan tidak sehat atau gaya hidup kurang aktif. Selain berasal dari produksi hati, kolesterol juga bisa diperoleh dari makanan berlemak hewani seperti daging, unggas, produk susu, dan minyak kelapa. Berikut ulasan lebih lanjut tentang ciri-ciri kolesterol tinggi, dirangkum Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (8/4/2025).
1. Sakit Kepala Berkepanjangan
Sakit kepala bisa menjadi tanda peringatan awal dari kolesterol tinggi, meskipun kerap diabaikan. Kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) yang tinggi dapat menyebabkan penumpukan plak di dinding arteri otak, mengakibatkan penyempitan pembuluh darah dan aliran darah yang tidak lancar. Akibatnya, otak tidak menerima cukup oksigen, sehingga menimbulkan rasa nyeri atau tekanan di kepala. Sakit kepala jenis ini umumnya bersifat menekan atau terasa seperti kepala terikat kencang, dan bisa memburuk jika dibiarkan tanpa pengobatan atau perubahan gaya hidup.
2. Nyeri atau Pegal di Kaki saat Berjalan
Rasa nyeri atau berat di kaki, terutama saat sedang berjalan atau berdiri lama, bisa menandakan adanya penyumbatan pada pembuluh darah akibat kolesterol tinggi. Kondisi ini dikenal sebagai penyakit arteri perifer (PAD). Ketika aliran darah ke otot-otot kaki terhambat, tubuh akan merespons dengan rasa nyeri, kram, atau kesemutan, terutama di betis dan paha. Gejala ini sering kali hilang saat istirahat dan muncul kembali saat bergerak, yang bisa menyebabkan penderitanya kesulitan beraktivitas secara normal.
3. Nyeri Dada (Angina)
Kolesterol tinggi dapat menyebabkan penyempitan arteri koroner akibat penumpukan plak, yang pada akhirnya menghambat aliran darah ke jantung. Ketika jantung tidak menerima cukup oksigen, muncullah rasa nyeri atau tekanan di dada yang dikenal sebagai angina. Rasa sakit ini bisa menjalar ke lengan, bahu, leher, atau punggung dan sering kali muncul saat beraktivitas fisik atau dalam kondisi stres. Penting untuk membedakan angina dari nyeri dada akibat asam lambung (GERD), karena gejala fisiknya bisa mirip tetapi penyebab dan risikonya sangat berbeda.
4. Munculnya Benjolan Lemak di Bawah Kulit (Xanthoma)
Xanthoma adalah penumpukan lemak yang terlihat seperti benjolan kuning atau oranye di bawah kulit, dan merupakan tanda fisik yang cukup khas dari kolesterol tinggi. Xanthoma biasanya muncul di area kelopak mata, siku, lutut, tangan, atau punggung. Kondisi ini lebih sering ditemukan pada individu dengan riwayat keluarga kolesterol tinggi, diabetes, atau obesitas. Meski tidak menyakitkan, keberadaan xanthoma menandakan bahwa kadar kolesterol dalam darah sudah melebihi batas normal dan memerlukan perhatian medis.
Advertisement
5. Disfungsi Ereksi pada Pria
Salah satu dampak kolesterol tinggi yang jarang dibicarakan adalah disfungsi ereksi (DE). Hal ini terjadi karena penumpukan kolesterol dapat menyumbat pembuluh darah, termasuk yang menuju ke penis. Ketika aliran darah terganggu, pria akan kesulitan untuk mencapai atau mempertahankan ereksi. DE akibat kolesterol biasanya berkembang perlahan dan menjadi lebih nyata seiring waktu. Gejala ini bukan hanya masalah seksual semata, tetapi bisa menjadi indikator adanya gangguan serius pada sistem kardiovaskular.
6. Kadar Gula Darah yang Tinggi (Dislipidemia Diabetik)
Penderita diabetes tipe 2 sangat rentan terhadap gangguan lipid, termasuk kolesterol tinggi. Kondisi ini disebut dislipidemia diabetik, yaitu kombinasi dari rendahnya HDL (kolesterol baik), tingginya LDL (kolesterol jahat), dan meningkatnya trigliserida. Gula darah yang tidak terkontrol memperburuk kondisi ini, sehingga memperbesar risiko penyumbatan pembuluh darah dan penyakit jantung. Oleh karena itu, penderita diabetes perlu memantau kadar kolesterol secara rutin, selain mengontrol kadar gula darah mereka.
7. Tekanan Darah Tinggi
Tekanan darah tinggi (hipertensi) sering kali berkaitan dengan kolesterol tinggi. Saat kolesterol jahat menumpuk di dinding pembuluh darah, aliran darah menjadi terhambat dan sempit. Hal ini membuat jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh, sehingga tekanan darah meningkat. Jika kondisi ini tidak ditangani, bisa terjadi kerusakan pada pembuluh darah dan organ vital seperti jantung dan ginjal. Hipertensi dan kolesterol tinggi adalah dua faktor risiko utama untuk penyakit jantung dan stroke.
8. Serangan Jantung
Salah satu komplikasi paling serius dari kolesterol tinggi adalah serangan jantung. Ini terjadi ketika plak yang menumpuk di arteri koroner pecah, membentuk gumpalan darah yang menyumbat aliran darah ke jantung. Gejalanya bisa berupa nyeri dada mendadak, sesak napas, mual, berkeringat dingin, hingga rasa sakit yang menjalar ke lengan kiri, leher, atau punggung. Serangan jantung memerlukan penanganan segera karena dapat mengancam jiwa dalam hitungan menit.
9. Stroke
Mirip dengan serangan jantung, stroke terjadi ketika aliran darah ke otak terhenti akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah. Kolesterol tinggi meningkatkan risiko stroke iskemik, yakni stroke yang disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah otak akibat penumpukan plak. Gejala stroke bisa meliputi kesulitan berbicara, wajah tampak mencong, lumpuh di satu sisi tubuh, dan kehilangan koordinasi. Kondisi ini juga termasuk darurat medis yang membutuhkan penanganan cepat untuk mencegah kerusakan otak permanen.
Berapa Kadar Kolesterol yang Normal?
Menjaga kadar kolesterol dalam tubuh tetap normal sangat penting untuk mencegah berbagai masalah kesehatan serius, seperti penyakit jantung, stroke, dan penyumbatan pembuluh darah. Kolesterol sendiri bukanlah zat yang sepenuhnya buruk, tubuh membutuhkannya untuk membangun sel, memproduksi hormon, dan membantu metabolisme vitamin. Namun, jika kadarnya melebihi batas normal, kolesterol bisa menjadi musuh dalam diam.
Kolesterol dalam darah terbagi menjadi tiga jenis utama, yaitu LDL (Low-Density Lipoprotein) atau kolesterol jahat, HDL (High-Density Lipoprotein) atau kolesterol baik, dan kolesterol total yang mencakup keseluruhan kadar kolesterol dalam tubuh. Berikut penjelasan lengkap mengenai masing-masing jenis kolesterol dan batasan normalnya:
1. LDL (Low-Density Lipoprotein) – Kolesterol Jahat
LDL dikenal sebagai kolesterol jahat karena dapat menumpuk di dinding pembuluh darah dan membentuk plak. Plak ini lama-lama bisa mempersempit atau bahkan menyumbat aliran darah, yang meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Kategori kadar LDL:
- Normal: kurang dari 100 mg/dL
- Masih bisa ditoleransi: 100–129 mg/dL
- Tinggi: 130–159 mg/dL
- Sangat tinggi: 160 mg/dL atau lebih
Semakin tinggi kadar LDL, semakin besar risiko terjadinya penyumbatan arteri. Oleh karena itu, menjaga LDL tetap di bawah 100 mg/dL sangat disarankan, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko penyakit jantung atau riwayat keluarga dengan kolesterol tinggi.
2. HDL (High-Density Lipoprotein) – Kolesterol Baik
HDL bertindak sebagai "penyelamat" dalam sistem peredaran darah karena membantu membawa kolesterol dari pembuluh darah kembali ke hati untuk dibuang. Semakin tinggi kadar HDL, semakin baik karena artinya tubuh mampu membersihkan kolesterol jahat dari pembuluh darah.
Kategori kadar HDL:
- Normal/ideal: 60 mg/dL atau lebih
- Rendah/tidak normal: kurang dari 40 mg/dL
Kadar HDL yang rendah dapat meningkatkan risiko terjadinya aterosklerosis, yaitu penyempitan dan pengerasan pembuluh darah akibat penumpukan plak. Oleh sebab itu, menaikkan HDL melalui pola makan sehat dan aktivitas fisik sangat dianjurkan.
3. Kolesterol Total
Kolesterol total adalah gabungan dari kadar LDL, HDL, dan 20% kadar trigliserida. Ini memberikan gambaran umum seberapa banyak kolesterol yang beredar dalam darah.
Kategori kadar kolesterol total:
- Normal: kurang dari 200 mg/dL
- Tinggi batas atas: 200–239 mg/dL
- Sangat tinggi: 240 mg/dL atau lebih
Jika kolesterol total Anda sudah memasuki kisaran 200 mg/dL ke atas, ada baiknya mulai memperhatikan gaya hidup dan melakukan pemeriksaan kesehatan lebih lanjut, karena Anda sudah masuk dalam kategori risiko.
Bagaimana Cara Mengetahui Kadar Kolesterol?
Satu-satunya cara pasti untuk mengetahui kadar kolesterol dalam tubuh adalah dengan melakukan tes darah atau yang dikenal sebagai lipid panel. Tes ini biasanya dilakukan saat perut kosong selama 9–12 jam sebelumnya agar hasilnya akurat. Anda dapat menjadwalkan pemeriksaan di laboratorium atau rumah sakit, seperti layanan medical check up (MCU) yang tersedia di berbagai fasilitas kesehatan, termasuk Mitra Keluarga.
Advertisement
Cara Efektif Mengatasi Kolesterol Tinggi untuk Hidup Lebih Sehat
Kolesterol tinggi merupakan kondisi yang dapat diam-diam merusak kesehatan, terutama jantung dan pembuluh darah. Jika tidak ditangani dengan benar, risiko serangan jantung, stroke, dan penyakit kronis lainnya pun meningkat. Untungnya, kolesterol tinggi bisa dikendalikan bahkan diturunkan dengan perubahan gaya hidup dan kebiasaan sehat. Berikut adalah berbagai cara yang efektif untuk mengatasi kolesterol tinggi.
1. Menjaga Berat Badan Ideal
Obesitas menjadi salah satu penyebab utama meningkatnya kadar kolesterol, khususnya LDL (kolesterol jahat). Lemak berlebih dalam tubuh dapat mengganggu metabolisme dan mempercepat penumpukan plak di arteri.
Menurut penelitian yang dipublikasikan di American Journal of Clinical Nutrition, penurunan berat badan yang konsisten terbukti membantu meningkatkan kolesterol baik (HDL) dan menurunkan kolesterol jahat. Maka dari itu, menjaga berat badan ideal bukan hanya soal penampilan, tapi juga langkah strategis untuk kesehatan jangka panjang.
2. Rutin Berolahraga
Aktivitas fisik teratur adalah salah satu cara paling ampuh menurunkan kadar kolesterol jahat sekaligus meningkatkan HDL. Cukup dengan olahraga ringan seperti berjalan kaki, berenang, atau bersepeda selama 30 menit per hari, lima kali seminggu, Anda sudah bisa merasakan manfaatnya.
Namun, jika memiliki kondisi medis tertentu, sangat dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu agar jenis olahraga yang dilakukan tetap aman dan efektif.
3. Mengelola Stres
Stres kronis memicu pelepasan hormon kortisol dan adrenalin yang dapat meningkatkan trigliserida dan kolesterol jahat dalam darah. Selain itu, stres berkepanjangan juga dapat mendorong kebiasaan buruk seperti makan berlebih, merokok, atau mengonsumsi alkohol.
Untuk itu, penting untuk mengelola stres dengan melakukan aktivitas yang menenangkan seperti meditasi, yoga, jalan santai, mendengarkan musik, atau hobi lainnya. Jika stres tak kunjung membaik, jangan ragu mencari bantuan profesional.
4. Menghentikan Kebiasaan Merokok
Merokok tidak hanya merusak paru-paru, tapi juga memperparah kadar kolesterol. Nikotin dalam rokok menghambat proses pembuangan kolesterol oleh hati, sehingga mempercepat penumpukan LDL di pembuluh darah.
Kabar baiknya, berhenti merokok terbukti bisa meningkatkan kadar HDL dan menurunkan risiko penyakit kardiovaskular secara signifikan. Manfaatnya mulai dirasakan hanya dalam beberapa minggu setelah berhenti.
5. Mengurangi Konsumsi Alkohol
Mengonsumsi alkohol secara berlebihan dapat meningkatkan trigliserida, tekanan darah, dan kolesterol jahat. Karena itu, salah satu langkah penting dalam menurunkan kolesterol adalah membatasi atau bahkan menghindari alkohol.
Jika Anda sebelumnya rutin mengonsumsi alkohol, sebaiknya segera berhenti atau konsultasikan dengan dokter untuk program penghentian yang aman dan bertahap.
6. Membatasi Makanan Tinggi Gula dan Lemak Jahat
Gula berlebih tidak hanya meningkatkan risiko diabetes, tetapi juga berkontribusi pada naiknya kadar kolesterol jahat. Demikian pula dengan makanan tinggi lemak jenuh dan lemak trans seperti gorengan, makanan cepat saji, dan camilan olahan.
Sebagai gantinya, pilih makanan rendah lemak jenuh dan tinggi lemak sehat, seperti alpukat, minyak zaitun, dan ikan berlemak.
7. Perbanyak Asupan Serat
Serat, terutama serat larut, mampu mengikat kolesterol dalam sistem pencernaan dan mencegah penyerapannya ke dalam darah. Makanan tinggi serat juga membantu menjaga berat badan dan kadar gula darah.
Sumber serat alami antara lain:
- Sayuran hijau (bayam, brokoli, kangkung)
- Buah-buahan (apel, pisang, alpukat)
- Kacang-kacangan
- Gandum utuh dan biji-bijian
8. Konsumsi Makanan Penurun Kolesterol
Makanan tertentu memiliki kemampuan alami untuk menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh. Di antaranya:
- Sayuran hijau: Kaya antioksidan dan serat
- Beras merah: Mengandung senyawa yang membantu mengontrol kolesterol
- Kedelai dan kacang-kacangan: Kaya isoflavon dan serat
- Ikan salmon: Sumber asam lemak omega-3
- Jahe dan bawang putih: Bermanfaat meningkatkan HDL dan menurunkan LDL
Pola makan sehat yang berfokus pada bahan alami dan minim proses adalah kunci utama.
9. Lakukan Pemeriksaan Kolesterol secara Rutin
Karena kolesterol tinggi sering tidak menunjukkan gejala, pemeriksaan rutin menjadi langkah penting untuk mendeteksi dini. Tes darah sederhana bisa menunjukkan kadar kolesterol total, LDL, HDL, dan trigliserida.
Lakukan pemeriksaan setidaknya setahun sekali, terutama jika Anda memiliki faktor risiko seperti usia di atas 40 tahun, riwayat keluarga, diabetes, atau hipertensi.
Â
