BPOM Sorot Pentingnya Peran Perempuan dalam Jaga Keamanan Pangan

BPOM jalin kerjasama kembali dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak dalam hal keamanan obat dan pangan.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 07 Des 2015, 21:00 WIB
Diterbitkan 07 Des 2015, 21:00 WIB
BPOM Temukan Panganan Senilai Rp 2,9 Miliar Tak Sesuai Ketentuan
BPOM melakukan pengawasan pangan menjelang Natal 2014 dan Tahun Baru 2014. Hasilnya, panganan senilai Rp 2,9 miliar tak sesuai ketentuan.

Liputan6.com, Jakarta Pentingnya peran perempuan dalam menjaga keamanan pangan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) kembali menggandeng kemitraan dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia dengan diperbaharuinya kesepakatan bersama yang ditandatangi Kepala BPOM Roy Sparringa dan Menteri PPPA, Yohana Susana Yembise,pada Senin, 7 Desember 2015.

"Tujuan kesepahaman bersama ini untuk lebih meluaskan hubungan kemitraan yang sudah ada di waktu lalu agar menjadi lebih kuat dan intensif dalam bentuk advokasi, komunikasi, dan edukasi kepada masyarakat baik konsumen dan pelaku usaha utamanya pelaku usaha mikro," ucap Roy A. Sparringa.

Menurut Roy, seperti dikutip dari rilis pers yang ditulis Senin (7/12/2015) peran perempuan begitu signifikan dalam konteks pengawasan obat dan makanan. Ibu rumah tangga yang menjadi penentu dalam pemilihan produk yang dikonsumsi keluarga.

"Lebih luas daripada itu, peran perempuan sebagai pelaku usaha obat dan makakan juga besar. Tidak kurang dari 40 persen pelaku usaha obat tradisional (jamu), kosmetik, dan bahan pangan rumah tangga adalah perempuan," terang Roy.

Selain bermitra dengan Kementrian PPPA, BPOM juga jalin kerjasama dengan Universitas Negeri Jakarta. Kerjasama ini terkait dengan pentingnya mendidik masyarakat terutama anak usia dini agar cerdas dalam memilih produk yang dikonsumsi.

"UNJ siap mendukung BPOM, baik pada anak-anaka, produsen dan lakukan riset. Dalam hal penelitian, kita bisa lakukan riset tentang seberapa jauh pengetahuan mereka untuk memproduksi makanan sehat serta bagaiamana ketelitiannya dalam memilih obat dan makanan yang aman," tutur Rektor Universitas Negeri Jakarta, Prof Djaali.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya