Shisha Lebih Bahaya ketimbang Rokok

Sekali hirup, gaya merokok ala Timur Tengah ini memiliki 25 kali lipat tar ketimbang rokok.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 25 Jan 2016, 19:01 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2016, 19:01 WIB
Tak Hanya Rokok, Shisha Kini Juga Dilarang di Singapura
Mulai pekan ini, Pemerintah Singapura juga memberlakukan larangan mengisap shisha.

Liputan6.com, Jakarta Ada kekeliruan di masyarakat umum yang menganggap hookah atau shisha tidak membahayakan kesehatan. Nyatanya, sekali hirup, gaya merokok ala Timur Tengah ini memiliki 25 kali lipat tar ketimbang rokok. 

Seperti diberitakan Foxnews, tar merupakan zat yang dapat mengendap di paru-paru dan membahayakan organ pernapasan. Ironisnya, penelitian yang dilakukan Rutgers University baru-baru ini mengungkap, 24 persen dari perokok dan bukan perokok di bawah 25 tahun tidak percaya shisha bisa membahayakan kesehatan.

Padahal studi yang dilakukan University of Pittsburgh School of Medicine menemukan, sekali hirup shisha, asapnya menghasilkan 2,5 kali lipat nikotin, 10 kali lipat karbon monoksida, 25 kali lipat tar, dan 125 kali lipat asap dari satu batang rokok.

Untuk membuktikannya, para ilmuwan menganalisis 17 studi yang menemukan racun pada setiap jenis produk tembakau. 

"Ini bukan perbandingan karena merokok dan hookah berbeda. Tapi penelitian ini menunjukkan bahaya keduanya, misalnya perokok mungkin bisa menghabiskan 20 batang sehari tapi pelaku hookah biasanya lebih jarang tapi jauh lebih berbahaya," kata penulis studi, Dr Brian A Primack, PhD, Senin (25/1/2016).

Primack menambahkan, harus ada analisis lebih lanjut untuk membandingkan shisha dan rokok. Selebihnya, dia mengatakan, perokok hookah cenderung terkena lebih banyak racun tanpa mereka menyadarinya.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya