Liputan6.com, Jakarta Anak yang semakin pintar menjalankan semua jenis media sosial dan alat teknologi, membuat orangtua cukup kesulitan untuk memantau dan melakukan pengawasan pada mereka.Â
Kasus Ina Si Nononk remaja belasan tahun yang mengunggah foto bersama kekasihnya pada akun Facebook-nya, menunjukkan adanya kelemahan pengawasan orangtua maupun orang terdekat atas kehidupan sosialnya.
Baca Juga
Baca Juga
"Saat ia (anak) sudah masuk masa remaja, faktor orangtua tidak besar lagi, karena faktor yang lebih besar ialah si anak itu sendiri dan lingkungan," ungkap Anna Surti Ariani, seorang Psikolog anak dan keluarga dari Klinik Terpadu Psikologi Universitas Indonesia saat dihubungi Health-Liputan6.com, Jumat (04/3/2016).
Advertisement
Menghindari kejadian ini orangtua memerlukan kedekatan yang ekstra dengan anak. Menurut Anna, orangtua harus dekat dengan anaknya dan orangtua juga harus mengetahui apa aktivitas anak.
"Controller dan monitoring aktivitas anak pergi dengan siapa, atau dengan mengetahui aktivitas gadget si anak - apakah anaknya main games, games macam apa, chatting seperti apa, atau foto apa yang mereka terima dan aktivitas mereka di sosial media seperti apa. Itu dapat membantu pencegahan perilaku yang tak diinginkan," ujar Anna.
Dengan mencari tahu apa yang sedang anak sukai di usia remaja dapat membantu orangtua tetap dapat mengontrol mereka menuju kedewasaan. Anna mengingatkan, pendidikan seksual yang tepat juga harus diberikan kepada anak sehingga mereka tahu apa efeknya.
Pada usia remaja orangtua pun tidak bisa mendikte atau menyalahkan anak dan sebaliknya. Anna menambahkan, "Orangtua tidak bisa menyalahkan anaknya begitu saja, harus ada kontribusi antara anak dan orangtua, jadi yang diperkuat adalah hubungan dengan keduanya."