Liputan6.com, Jakarta Penderita anoreksia rela melakukan apa saja demi mempertahankan berat badan. Rela menahan rasa lapar, memuntahkan makanan yang sudah masuk ke dalam tubuh, bahkan melakukan aktivitas fisik secara berlebihan agar seluruh kalori yang telah masuk terbakar.
Anoreksia adalah gangguan makan yang menyebabkan seseorang terobsesi dengan berat badan yang sangat tidak ideal (underweight). Penderita anoreksia akan berusaha keras untuk mempertahankan berat badan yang jauh di bawah normal untuk usia dan tinggi mereka.
Advertisement
Baru-baru ini satu penelitian menemukan penyebab dari anoreksia. Mereka percaya, seseorang bisa menderita anoreksia tidak selalu karena faktor psikologis, sosial atau penelitian, melainkan juga infeksi bakteri. Bakteri menyerang otak yang membuat emosi si penderita menjadi merasa jijik dan ketakutan.
Advertisement
Baca Juga
Dr Quenton Wessels dari Lancaster University menjelaskan, terjadi pertikaian begitu tubuh bertemu bakteri tertentu yang membuat kekebalan tubuh menurun. Belum lagi bakteri itu menyerang bagian tubuh yang sehat. "Auto-antibodi yang bekerja pada sistem limbik otak bisa menyebabkan emosi berlebihan termasuk rasa jijik dan takut," kata Quenton dikutip dari Daily Mail, Senin (25/4/2016)
Para peneliti juga menemukan bahwa perempuan memang paling rentan terhadap penyakit auto-imun dan sepuluh kali lebih mungkin mengalami anoreksia, irritable bowel system (IBS), dan chronic fatigue syndrome (CFS).
Jika memang terbukti demikian, ini bisa dijadikan para peneliti untuk menemukan obat yang cocok menyembuhkan kondisi gangguan makan ini.