Penis Anak Sekarang Lebih Kecil

Hal ini memicu obesitas dan menyebabkan banyak anak Indonesia memiliki penis kecil.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 04 Mei 2016, 14:00 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2016, 14:00 WIB
Penis kecil
Hal ini memicu obesitas dan menyebabkan banyak anak Indonesia memiliki penis kecil.

Liputan6.com, Jakarta Zaman berubah, kebiasaan mengonsumsi makanan instan dan fast food kini lebih banyak digemari dibandingkan dengan makanan rumahan. Sayangnya, hal ini memicu obesitas dan menyebabkan banyak anak Indonesia memiliki penis kecil.

Begitu disampaikan dr. Irsal Yan, SpOG dari Klinik Fertilitas Teratai saat temu media di kawasan Kebon Sirih, Jakarta, Rabu (4/5/2016).

"Makanan apa sekarang yang enggak rusak? Ayam itu 56 hari bisa besar karena disuntik hormon. Hormon itulah yang membuat anak-anak 'titit'-nya kecil, karena dia kegemukan," katanya.

Gaya hidup ini, kata dia, semakin banyak diadopsi oleh golongan menegah ke bawah. Mereka belum banyak yang menyedari pentingnya makanan sehat karena fast food harganya jauh lebih terjangkau.

"Saya terkejut, fast food itu ada yang seharga satu dolar. Bagaimana mereka enggak berebut. Dan tak ada yang memilih sayur atau salad meski ada pilihannya," ujarnya.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat sekitar 41 juta anak berusia di bawah lima tahun di seluruh dunia memiliki berat badan kategori kelebihan berat badan atau obesitas. Kenaikan tersebut meningkat sekitar 10 juta dalam 25 tahun terakhir.

Tak cuma di negara-negara besar, peningkatan berat badan yang berlebih juga terjadi di negara berkembang. Terjadi kenaikan dua kali lipat dari 7,5 juta menjadi 15,5 juta anak kegemukan berdasarkan data WHO. Lalu, hampir setengah dari anak-anak obesitas berada di Asia pada 2014.

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya