Terapi Urine Baik untuk Kulit?

Dari masker lumpur hingga masker emas, merupakan hal-hal aneh yang kadang digunakan oleh wanita untuk merawat kulitnya.

oleh Tassa Marita Fitradayanti diperbarui 05 Agu 2016, 12:30 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2016, 12:30 WIB
Seperti Apa Warna Kencingmu? Cek di Sini!
Warna kencing ternyata memiliki arti yang berpengaruh unutuk kesehatanmu lho!

Liputan6.com, Jakarta Dari masker lumpur hingga masker emas, banyak wanita kerap menggunakannya untuk merawat kulitnya. Sama halnya dengan pengunaan terapi urine pada wajah, namun apakah bisa?

Terapi urine memiliki sejarah panjang dan bertingkat sebagai pengobatan kulit. Dimulai dalam budaya India setidaknya lima abad yang lalu. Kemudian praktik ini dilakukan juga di Mesir, Yunani, dan Romawi selama abad pertengahan dan Renaissance. Bahkan wanita-wanita Prancis di abad ke-18 pun juga ikut melakukannya dengan mandi menggunakan urin.

“Perawatan khusus kulit ini dapat dioleskan pada wajah menggunakan urin segar dan bahkan ada yang mengonsumsinya,” ujar dermatolog bersertifikat di Manhattan Dermatology and Cosmetic, Monica Schadlow, M.D.

Metode tersebut mungkin membuat Anda mengangkat alis, terutama karena cairan yang dikeluarkan tubuh itu dianggap sebagai limbah, seperti yang dilansir dari shape, Jumat (5/8/2016).

Namun menurutnya, urine sendiri sebenarnya tidak beracun, melainkan hasil dari proses sulingan darah yang mengandung air dan nutrisi yang berlebih.

“Urine itu sendiri steril, kecuali jika Anda sakit dan menderita infeksi saluran kemih, atau ada elektrolit lain yang diekskresikan dalam hormon,” ujarnya.

Nutrisi bonus inilah yang membuat orang menerapkan bahkan menelan urine sebagai bentuk terapi. Bahkan penggemarnya percaya, bahwa ada sihir ekstra dalam berbagai konsentrasi urine, seperti mineral, garam, hormon, antibodi, dan enzim.

“Penggemar terapi ini urine berpikir bahwa ketika dioleskan, cairan ini dapat menguntungkan kulit, seperti menghilangkan jerawat dan juga meningkatkan kekenyalan serta elastisitas kulit. Tapi hal ini belum jelas, apakah zatnya bisa benar-benar menembus permukaan kulit atau tidak,” ujarnya.

Schadlow juga mencatat, kurangnya bukti dalam studi ilmiah, membuat terapi ini meragukan. Jadi, jika menerapkan urin pada kulit ataupun meminumnya dapat membuat muntah, sebenarnya ada cara yang lebih baik, yaitu menggunakan urea yang merupakan bahan aktif utama dalam urin yang telah mapan karena sudah diproses. Dapat digunakan untuk membersihkan noda dan mencerahkan kulit.

Pelembab dan krim yang mengandung urea, tersedia di toko-toko obat. Sehingga menggunakan urin Anda sendiri untuk merawat kulit, mungkin kurang efektif. Karena jumlah urea yang akan Anda ambil dari dalam urin Anda, tidak bisa diandalkan dan akhirnya tergantung pada tingkat hidrasi pada saat-saat tertentu.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya