Kisah Persahabatan Kucing dan Gadis Cilik dengan Autisme

Iris Grace (6), nyaris tidak berkomunikasi sama sekali di awal-awal hidupnya. Ia merupakan penyandang autisme parah. Ibunya, Arabella Carter

oleh Tassa Marita Fitradayanti diperbarui 05 Sep 2016, 14:30 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2016, 14:30 WIB
autisme
autisme

Liputan6.com, Jakarta Iris Grace (6), nyaris tidak berkomunikasi sama sekali di awal-awal hidupnya. Ia merupakan penyandang autisme parah. Ibunya, Arabella Carter-Johnson, mengatakan bahwa dokter takut ia mungkin tidak pernah dapat berkomunikasi atau mengembangkan hubungan yang normal di kemudian hari.

Namun prognosis menakutkan ini berubah saat suatu hari keluarganya memutuskan untuk memiliki kucing yang diberi nama Thula. Iris pun mulai membuka diri dan membentuk koneksi dengan hewan peliharaan barunya.

Sang ibu telah mendokumentasikan upaya Grace untuk mengekspresikan dirinya melalui lukisan dan ikatan dengan Thula, pada sebuah situs web, dan bahkan dalam sebuah buku yang diterbitkan oleh Penguin. (foto; Telegraph)

Menurut National Autistic Society, autisme adalah cacat seumur hidup yang dimulai saat usia dini. Orang dengan autisme, dapat memiliki kesulitan berhubungan dengan orang lain dan mungkin berjuang dalam memahami dunia sekitarnya, dilansir laman Sheknows, Senin (5/9/2016).

Dulu, Iris Grace nyaris tidak akan mendongak ketika seseorang memasuki ruangannya. Ia pun juga jarang tersenyum atau berbicara. Namun setelah Thula ada, ia pun mulai bisa menjelaskan apa yang diinginkannya. Pada awalnya, ia memberikan perintah pada kucingnya, seperti “Kucing, duduk!”

Fakta bahwa Thula adalah kucing besar menjadi bonus tambahan, karena ketika Thula duduk di pangkuan Grace, berat tubuhnya dapat menenangkan gadis cilik itu. Bahkan ikatan menakjubkan keduanya pun terlihat jelas ketika Thula bergabung dalam kegiatan homeschooling Grace.

Ada beberapa bukti bahwa hewan peliharaan dapat membantu anak-anak autis, terutama jika hewan tersebut dipelihara saat seorang anak mencapai usia sekitar lima tahun. 

Berbeda itu brilian

Di tahun 2012, sebuah studi di Prancis menemukan bahwa adanya hewan peliharaan dalam sebuah keluarga terbukti dapat meningkatkan interaksi di antara anggota keluarga. Selain itu, adanya hewan peliharaan juga berpotensi memunculkan perhatian lebih pada individu dengan autisme, sehingga mengarah pada peluang ikatan antara anak autisme dengan hewan tersebut.

Meskipun sulit memiliki anak dengan autisme, ibu Grace menegaskan bahwa hal ini juga memiliki sisi baik, ”Menjadi berbeda itu brilian. Saya sungguh-sungguh, bahwa autisme menurut saya sekarang adalah sesuatu yang brilian. Hal ini tidak harus membuat Anda bersedih, karena saya merasa jika Anda berusaha memahami anak dan mengerti minatnya, Anda pun akan melihat perkembangan pada dirinya,” ujarnya.

Sang ibu telah mendokumentasikan upaya Grace untuk mengekspresikan dirinya melalui lukisan dan ikatan dengan Thula, pada sebuah situs web, dan bahkan dalam sebuah buku yang diterbitkan oleh Penguin.

Fakta bahwa Thula adalah kucing besar menjadi bonus tambahan, karena ketika Thula duduk di pangkuan Grace, berat tubuhnya dapat menenangkan gadis cilik itu. (foto Telegraph)

Ia juga telah membuat sejumlah video menakjubkan di Youtube yang memperlihatkan Iris Grace saat melukis dan Thula yang mendukung di sampingnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya