Liputan6.com, Jakarta - Memiliki kucing atau anjing sebagai teman hidup ternyata bisa memberikan dampak positif yang luar biasa bagi kesejahteraan seseorang.
Dalam sebuah studi terbaru yang dipublikasikan pada 31 Maret di jurnal "Social Indicators Research", para peneliti menemukan bahwa kehadiran hewan peliharaan bisa setara dengan peningkatan pendapatan hingga £70.000 (sekitar 90.000 dolar AS) per tahun dalam hal kepuasan hidup.
Baca Juga
Nilai tersebut diperoleh dengan menggunakan metrik “life satisfaction” atau kepuasan hidup, yang biasa digunakan ekonom untuk mengukur manfaat tak berwujud dalam bentuk angka.
Advertisement
Studi ini menyimpulkan bahwa efek kepemilikan hewan peliharaan terhadap kebahagiaan dapat disandingkan dengan manfaat dari memiliki pasangan hidup atau rutin berinteraksi dengan keluarga dan teman dekat.
"Awalnya saya terkejut ketika melihat angkanya," ujar Adelina Gschwandtner, profesor ekonomi dari University of Kent dan salah satu penulis studi tersebut, seperti dikutip dari laman CNN, Minggu (13/4/2025).
"Namun kemudian saya berpikir, kebanyakan orang menganggap hewan peliharaan mereka sebagai bagian dari keluarga, jadi memang wajar jika nilainya setara."
Gschwandtner bersama rekan peneliti Michael Gmeiner dari London School of Economics menggunakan data dari survei jangka panjang terhadap 2.500 rumah tangga di Inggris. Untuk memastikan hubungan kausal antara kepemilikan hewan peliharaan dan kebahagiaan, mereka menerapkan pendekatan statistik kompleks bernama instrumental variables approach.
Metode ini bertujuan untuk memisahkan apakah benar hewan peliharaan yang meningkatkan kebahagiaan, atau justru orang yang sudah bahagia cenderung memelihara hewan. Dalam hal ini, data kepribadian individu digunakan sebagai kontrol tambahan.
Meski banyak studi sebelumnya telah mengaitkan manfaat fisik dan mental dari memiliki anjing, masih terdapat perdebatan ilmiah mengenai seberapa besar pengaruh hewan peliharaan secara menyeluruh terhadap kesejahteraan pemiliknya.
Hubungan Kompleks antara Hewan dan Pemiliknya
Megan Mueller, profesor di Tufts University yang tidak terlibat dalam studi ini, menyatakan bahwa hubungan manusia dengan hewan peliharaan memang kompleks.
"Banyak orang merasa bahwa hewan peliharaan meningkatkan kualitas hidup mereka, tetapi hasilnya bisa bervariasi tergantung pada cara pengukuran yang digunakan dalam riset," jelasnya.
Lebih lanjut, Mueller juga mengingatkan agar tidak menyamakan sepenuhnya relasi dengan hewan dan manusia.
"Ada kesamaan, terutama dalam aspek dukungan emosional. Namun, hubungan dengan hewan tetap berbeda dengan hubungan antarmanusia," katanya.
Terlepas dari peringatan tersebut, Gschwandtner mendorong para pembuat kebijakan untuk mempertimbangkan kebijakan yang lebih ramah terhadap pemilik hewan peliharaan. Misalnya, dengan melonggarkan aturan yang membatasi penyewa rumah dalam memelihara hewan.
Advertisement
