Liputan6.com, Jakarta Wanita yang pernah hamil pasti sering mendengar mitos-mitos seputar kehamilan yang membuat bulu kuduk berdiri. Seperti suami dilarang memancing ikan sore hari karena takut bayi yang ada di kandungan terlahir sumbing atau anak bakal kenapa-kenapa kalau sang ibu membunuh satwa selama hamil.
Menurut Dr Boyke Dian Nugraha, semua mitos yang ditakutkan itu bisa saja terjadi apabila rasa takut yang berlebihan itu terus dia pikirkan sehingga bisa menurun atau berpengaruh ke janin. Kondisi ini dinamakan psikofisiologis.
Baca Juga
"Misal saja benci sama satu orang. Secara psikofisiologis, bayangan itu sampai ke otak lalu turun ke janin dan diwujudkan ke wajah si bayi. Biasanya suka seperti itu," kata Boyke dikutip dari Vidio.com pada Senin (10/10/2016)
Advertisement
Dr Boyke cukup sering menemukan ada orangtua yang mempertanyakan perilaku anak-anak mereka yang sangat berbeda satu sama lain. Anak yang pertama sangat pendiam dan anak yang kedua jauh lebih berani.
Ternyata saat ditanyakan, ibu dan bapaknya mengaku kalau di kehamilan pertama, kondisi keuangan keluarga mereka sedang terpuruk yang membuat sang istri sering sedih selama masa kehamilan. Dan saat kehamilan kedua keuangan keluarga kembali normal, sehingga segala keperluan untuk ibu dan calon bayinya terpenuhi.
"Perlu diingat bahwa kondisi fisik dan mental bisa menentukan kualitas mental anak yang dilahirkan. Oleh karena itu, saat di kehamilan yang memasuki 9 bulan, cobalah untuk berperilaku yang bisa membuat istri senang sehingga terbawa ke otak dan turun ke janinnya," kata Boyke.