Liputan6.com, Jakarta Alergi yang satu ini mungkin terdengar aneh. Seseorang bisa mengalami gatal-gatal setelah terkena air dengan suhu berapapun.
Meskipun kita membutuhkan air untuk tetap hidup, beberapa orang mengalami alergi parah karena air. Dan alergi tair dikenal dengan aquagenic urticaria.
Jumlah penderitanya memang sedikit, hanya sekitar 30 sampai 40 orang di seluruh dunia. Dan penderitanya akan merasa gatal setelah terkena air, entah saat mandi, terkena hujan, berkeringat, atau menangis seperti dilaporkan MDHealth, Minggu (27/11/2016).
Advertisement
Biasanya alergi ini memunculkan bentol kecil berwarna merah dengan tepi yang jelas, dan pada beberapa kasus menyebabkan gatal. Bentol paling sering muncul di leher, tubuh bagian atas, dan lengan, serta hilang dalam waktu 30-60 menit setelah kering.
Dalam kasus yang sangat parah, penderita mengalami gejala yang sama di tenggorkan saat mencoba minum.
Penyebab reaksi aneh terhadap air belum diketahui. Namun, MDHealth menunjukkan mungkin ada komponen genetik. Khususnya pada kromosom 2q21. Namun, National Institutes of Health melaporkan kondisi tersebut jarang terjadi dalam keluarga.
Para ilmuwan juga belum yakin apa yang menyebabkan alergi, meskipun mereka berhipotesis alergi disebabkan zat terlarut dalam air dibanding air itu sendiri, atau interaksi antara air dan zat yang ditemukan pada kulit.
Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria, dan biasanya dimulai setelah pubertas, seperti laporan New York Magazine.
Lantas bagaimana mengobatinya?
Pengobatan terbatas bagi mereka yang alergi air, meskipun antihistamin dan steroid terbukti berguna pada beberapa orang. Selain itu, perawatan sinar ultraviolet B dan menggunakan krim dapat membantu dengan menjadi penghalang kontaknya air ke kulit.