Habibie: Film Kartini Mengandung Unsur Budaya dan Kebenaran

Mantan Presiden Republik Indonesia, B.J. Habibie, mengaku langsung terkesan usai melihat layar lebar yang mengisahkan tentang Kartini

oleh Liputan6 diperbarui 20 Apr 2017, 16:03 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2017, 16:03 WIB
BJ Habibie
BJ Habibie adalah Presiden ke-3 Republik Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Mantan Presiden Republik Indonesia, B.J. Habibie, menyempatkan diri nonton bareng Kartini bersama beberapa cucunya di Kasablanka XXI, Jakarta Selatan, Rabu (19/4) sore. Pria yang akrab disapa Eyang itu mengaku langsung terkesan usai melihat layar lebar yang mengisahkan tentang sosok pahlawan emansipasi itu.

B.J. Habibie menilai film Kartini adalah tontonan yang sangat menghibur sekaligus memberikan pendidikan. Dua unsur itulah yang membuatnya kagum dengan layar lebar yang berdurasi 119 menit tersebut.

"Ini bagus sekali, luar biasa. Semua keluarga harus nonton, enggak cuma wanita, pria juga. Film Kartini banyak mengandung unsur budaya dan kebenaran," ucap B.J. Habibie.

Melihat kualitas yang dimiliki film Kartini, B.J. Habibie menyatakan layar lebar tersebut layak meraih kesuksesan secara nasional hingga pasar luar negeri. "Saya bangga dengan sutradaranya, Hanung Bramantyo. Karyanya bagus sekali. Ini harus masuk pasar internasional. Serius, semua bangsa harus lihat film Kartini," tuturnya.

Film biopik ini menceritakan bagaimana perjuangan Kartini (Dian Sastrowardoyo) melawan takdir. Takdir yang sangat diinginkan oleh ibu kandungnya, Ngasirah (Nova Eliza, Christine Hakim), untuk menjadi Raden Ayu, seorang perempuan yang harus menikah dengan bupati atau bangsawan. Bagi ibunya, menjadi Raden Ayu adalah satu-satunya cara bagi perempuan Jawa membawa kehormatan bagi keluarga.

Kartini tidak berjuang sendiri. Kedua adiknya, Roekmini (Acha Septriasa) dan Kardinah (Ayushita Nugroho), juga diajak untuk menjadi seorang perempuan yang bisa menentukan masa depannya sendiri sesuai dengan keinginan mereka.

Tentu, melawan takdir itu tidaklah mudah, banyak masalah yang mempersulit mereka, mulai dari adanya tradisi pingitan dari Kaum Ningrat di Jawa yang juga dilakukan oleh ayahnya, Raden Mas Aryo Sosroningrat (Deddy Sutomo) dan pemikiran-pemikiran kolot dari saudara-saudara Kartini, yaitu Raden Mas Slamet (Denny Sumargo) dan Soelastri (Adinia Wirasti). Tetapi untungnya, Kartini masih didukung oleh kakak kandungnya, R.M. Panji Sosrokartono (Reza Rahadian) yang memberinya inspirasi. Kakaknya berkata, selama masih ada buku tidak ada yang bisa memenjara pikiran dan imajinasi Kartini.

Film produksi Legacy Pictures tersebut sudah tayang di seluruh bioskop Indonesia mulai Rabu (19/4).

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya