Liputan6.com, Jakarta Para pendukung tak henti menunjukkan rasa simpati kepada Ahok yang harus mendekam di balik jeruji besi.
Setelah majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara menjatuhkan vonis dua tahun penjara dalam kasus penodaan agama, Gubernur DKI Jakarta nonaktif itu langsung dibawa ke Rutan Cipinang. Malam harinya, Ahok dipindahkan ke Mako Brimob, Depok, Jawa Barat.
Advertisement
Baca Juga
Dukungan tak hanya diberikan kepada Ahok, tapi juga istri dan anak-anaknya. Seperti yang terjadi tadi malam di ranah media sosial, warganet berbondong-bondong berkicau untuk membesarkan hati putra pertama Ahok, Nicholas Sean Purnama.
Salah satu orang yang melakukan aksi tersebut di media sosial Facebook adalah Mita Handayani. Tangkapan layar (screen capture) tulisan miliknya yang berisi pesan agar Sean tak perlu malu karena memiliki seorang ayah yang pernah dipenjara banyak dibagikan pengguna Twitter.
Ada pun isinya seperti ini;
Â
"Selamat ya Sean. Sebagai seorang putra politisi, kamu harus bangga sama papamu. Politisi dipenjara itu biasa. Tiap hari ada beritanya. Tapi papamu, seorang politisi, dipenjara bukan karena korupsi. Bukan karena mencuri uang negara. Bukan karena menerima suap dan mengkhianati rakyatnya. Dia dipenjara karena 'menista agama'...
...Tuduhan yang sama yang dulu menyeret Galileo ke pengadlian gereja. Yang membuat Ibnu Rusyd diusir dari Cordoba dan dibakar buku-bukunya. Yang membuat Yesus ditangkap dan disalib di Golgota. Yang membuat Muhammad dikejar-kejar hingga bersembunyi di dalam gua. Yang membuat Hypatia dibantai di Alexandria. Yang membuat socrates menghadapi hukuman mati di Athena.
Terpujilah para penista. Mereka yang akan kekal namanya dalam sejarah dunia,"
tulis dia.
Menurut Psikolog Anak, Ayoe Utami, tak ada seorang anak pun yang siap mendengar kabar tidak mengenakkan secara tiba-tiba. Dalam kasus ini, Sean harus menerima kabar bahwa Ahok, sang ayah, harus ditahan. Ahok juga dibawa ke sana tanpa terlebih dulu pamit dengannya.
"Namun, dukungan yang begitu besar dari lingkungan dan keluarga akan sangat membantu membesarkan hati. Itulah yang menjadi faktor penting," kata Ayoe Utami lewat kepada Health Liputan6.com, Rabu (10/5/2017)
Lebih lanjut, umumnya seorang anak politikus, seperti anaknya Ahok ini lebih siap dengan kondisi-kondisi yang semacam ini. Ayoe, mengatakan, kondisi ini bukan hal yang datangnya secara tiba-tiba atau mendadak.
"Ada rangkaian proses panjang yang mengawi. Sedari proses berjalan, kesiapan mental sudah secara langsung atau tidak langsung tersiapkan, baik dengan cara sengaja maupun tidak sengaja," dia menambahkan.
Meski seharusnya tebersit rasa bangga karena sang ayah dipenjara bukan karena korupsi, pembunuhan, atau hal-hal yang merugikan rakyatnya, tetap saja ada rasa sedih yang menyertainya.
"Dengan kita menghormati peradilan, membuatnya memiliki keyakinan positif atas semua proses ini sehingga tidak menimbulkan luka batin. Karena kasus (Ahok) ini termasuk peristiwa besar bagi individu yang sangat berpotensi menyebabkan luka batin," kata Ayoe menekankan.