Kikan : Harkitnas Momen Akhiri Pertikaian

Penyanyi sekaligus Duta Damai Dunia Maya Kikan Namara mengajak semua kalangan untuk menjadikan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2017 sebaga

oleh Gabriel Abdi Susanto diperbarui 20 Mei 2017, 12:45 WIB
Diterbitkan 20 Mei 2017, 12:45 WIB
20160421-Kikan X Kotak-Jakarta
Kikan X Kotak (Liputan6.com/Herman Zakharia)

 

Liputan6.com, Jakarta Penyanyi sekaligus Duta Damai Dunia Maya Kikan Namara mengajak semua kalangan untuk menjadikan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2017 sebagai momentum untuk mengakhiri pertikaian antaranak bangsa.

"Kita memperingati Hari Kebangkitan Nasional. Ayo dong gerak melakukan sesuatu untuk menyelamatkan bangsa ini dari berbagai upaya pecah belah," kata Kikan seperti dikutip dalam siaran pers di Jakarta.

Menurut eks vokalis band Cokelat yang dikenal sering menggelorakan semangat nasionalisme dalam lagu-lagunya itu, pertikaian antaranak bangsa yang merupakan imbas dari Pilkada DKI Jakarta itu sangat menyedihkan dan dinilainya sebagai kemunduran.

"Sudah merdeka 72 tahun, kita kok malah gampang dipecah belah," kata Kikan dalam satu kegiatan yang digelar Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (17/5) malam.

Ia pun mengajak pengguna media sosial untuk bersikap lebih bijak mengingat media sosial kini justru digunakan sebagai ajang menanamkan bibit perpecahan. Menurut dia, seharusnya media sosial digunakan untuk hal-hal yang produktif dan konstruktif.

"Mengkritik dan berteriak di media sosial itu lebih gampang karena tidak bayar, tapi buat saya bentuk nyata anak muda dalam mencintai bangsa ini adalah dengan memberikan kontribusi nyata, bukan malah berkelahi sesama bangsa," katanya.

Ia juga mengingatkan adanya kelompok tertentu yang ingin memecah NKRI dengan menebar intoleransi dan radikalisme, termasuk di dunia maya. Menurut dia, gerakan itu harus dilawan bersama-sama.

"Kondisi ini menjadi semacam 'wake up call' bagi anak muda Indonesia. Mari kita bangkit dan bersatu lagi mengusir segala macam upaya intoleransi dan radikalisme di Indonesia," kata Kikan.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya