Liputan6.com, Jakarta Informasi yang beredar pada Juli 2017 melalui broadcast WhatsApp soal uji coba nasi yang diduga mengandung bahan kimia membuat cemas masyarakat. Uji coba itu menggunakan larutan Povidone-Iodine, yang ada pada cairan antiseptik.
Baca Juga
Advertisement
Uji tersebut menyatakan, nasi yang ditetesi Povidone-Iodine berubah warna menjadi biru-hitam. Dalam pesan broadcast WhatsApp tersebut ditulis, nasi yang berwarna biru-hitam diduga ketika masih berupa beras mengandung bahan kimia berbahaya, seperti pengawet atau pemutih.
Untuk meluruskan informasi tersebut, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyampaikan penjelasan. Kandungan utama pada beras berupa amilum, yang biasa disebut pati--senyawa karbohidrat kompleks yang dihasilkan oleh tumbuhan dengan sifat tidak larut dalam air.
Pati berbentuk bubuk putih dan tidak berbau.
Cara mendeteksi adanya kandungan pati bisa dengan uji coba menggunakan larutan Iodin--Povidone-Iodine. Hasil proses memperlihatkan, jika sampel pangan yang mengandung pati ditambahkan dengan larutan Iodin, maka terjadi reaksi antara pati dengan Iodin, yang membentuk rantai poliiodida yang panjang.
Rantai ini kemudian menghasilkan warna biru hingga kehitaman. Penjelasan ini dikeluarkan BPOM pada 18 Juli 2017.
Â
Â
Simak video menarik berikut ini:
Bukti kandungan pati
Dari hasil pengujian nasi ditetesi larutan Iodin--PIovidone-iodine akan semakin pekat warna biru-hitam yang timbul. Hal ini menunjukkan, semakin panjangnya rantai pati. Artinya, semakin banyak kandungan pati di dalam pangan tersebut.
Berdasarkan prinsip di atas, uji coba nasi yang menggunakan Povidone-Iodine menghasilkan warna biru-hitam tidak dapat dijadikan indikator adanya kandungan bahan kimia berbahaya.
Reaksi warna ini juga akan terjadi jika uji coba dilakukan pada jenis pangan lain, yang memiliki kandungan pati. Misal, kentang, gandum, jagung, singkong, dan sagu.
Di sisi lain, kandungan pati sangat bermanfaat untuk tubuh, terutama sebagai penyedia sumber energi bagi tubuh.
Advertisement