Mulai Oktober, Vaksin Pneumokokus Gratis untuk Anak-Anak Lombok

Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan kebijakan pemberian imunisasi pneumokokus konyugasi (PCV) yang akan dilaksanakan secara bertahap

oleh Gabriel Abdi Susanto diperbarui 05 Okt 2017, 15:04 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2017, 15:04 WIB
Tips Membujuk Anak yang Takut Vaksin
Tips Membujuk Anak yang Takut Vaksin

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan kebijakan pemberian imunisasi pneumokokus konyugasi (PCV) yang akan dilaksanakan secara bertahap, dimulai Oktober 2017 di dua kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat yakni Lombok Barat dan Lombok Timur.

Demikian disampaikan Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Oscar Primadi dalam keterangan persnya di Jakarta, Kamis (5/10/2017).

Pelayanan imunisasi PCV ini, menurut Oscar, dilakukan di fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan seperti Posyandu, Puskesmas, Puskesmas pembantu, Rumah Sakit pemerintah, Rumah Sakit swasta, klinik, praktik mandiri dokter, praktik mandiri bidan, dan fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang memberikan layanan imunisasi.

lmunisasi PCV diberikan sebanyak 3 dosis yang dimulai pada bayi usia 2 bulan bersamaan dengan DPT-HB-Hib 1 dan OPV 2, pada bayi usia 3 bulan bersamaan dengan DPT-HB-Hib 2 dan OPV 3, selanjutnya diberikan pada anak usia 12 bulan sebagai imunisasi lanjutan.

"Vaksin ini diberikan gratis. Vaksin yang digunakan juga aman, dan telah direkomendasikan oleh WHO serta lulus uji di BPOM,"jelas Oscar.

Bakteri

Di negara berkembang, 60 persen kasus Pneumonia disebabkan oleh bakteri. Bakteri yang dapat menyebabkan Pneumonia adalah bakteri Streptococcus pneumoniae atau Pneumokokus dan bakteri Haemophilus Influenzae tipe b atau Hib.

Data WHO menunjukkan, pneumonia merupakan penyebab utama kematian balita di dunia dan menyebabkan kematian balita sebanyak 16 persen setiap tahunnya. Diperkirakan 2 balita meninggal setiap menit karena pneumonia.

Tahun 2015, Kementerian Kesehatan memperkirakan angka kasus pneumonia nasional sebesar 3,55% dengan angka perkiraan kasus tertinggi dijumpai di Provinsi Nusa Tenggara Barat yakni mencapai 6,38%.

Karena itu, demi mencegah penyakit, telah dilakukan pengenalan vaksin Hib yang dikombinasikan dengan DPT-HB menjadi DPT-HB-Hib ke dalam Program lmunisasi Nasional sejak tahun 2013.

"Upaya ini akan lebih efektif bila dibarengi dengan pemberian imunisasi Pneumokokus sehingga diharapkan dapat menurunkan angka kematian akibat Pneumonia secara signifikan,"ujar Oscar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya