Menikah Bisa Mencegah Risiko Demensia

Menurut periset dari University College London, menikah bisa mengurangi risiko demensia.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 30 Nov 2017, 09:30 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2017, 09:30 WIB
Pasangan yang nikah dengan biaya irit (express.co.uk)
Pasangan yang nikah dengan biaya irit (express.co.uk)

Liputan6.com, Jakarta Satu lagi manfaat kesehatan yang bisa Anda dapatkan bila menikah, selain hidup bahagia. Menurut periset dari University College London, menikah bisa mengurangi risiko demensia.

Seperti diberitakan Independent, Kamis (30/11/2017) para peneliti mengumpulkan 15 penelitian terpisah, yang semuanya memiliki korelasi antara risiko demensia dan status pernikahan. Dengan menggabungkan penelitian tersebut, para peneliti kemudian menganalisis data dari lebih 800 ribu orang di seluruh dunia.

Hasilnya cukup mengejutkan. Studi yang diterbitkan dalam Journal of Neurology, Neurosurgery & Psychiatry ini menunjukkan orang yang hidup sendiri berisiko demensia 42 persen dibandingkan dengan mereka yang menikah. Begitu pun dengan janda atau duda yang ditinggal pasangan, kemungkinan demensia meningkat 20 persen.

Dr Laura Phipps dari Alzheimer's Research UK mengatakan, ada banyak alasan mengapa menikah bisa mengakibatkan sejumlah manfaat kesehatan.

"Orang yang sudah menikah cenderung lebih mampu secara finansial, hal ini berkaitan dengan banyak aspek kesehatan kita," katanya.

Selain itu, kata dia, pasangan yang telah menikah bisa saling mendorong kebiasaan hidup sehat setiap hari, seperti makan dan olahraga teratur. Dukungan sosial ini dirasa penting bagi peneliti.

 

Simak video menarik beirkut ini:

 

Pendapat psikiater

Dr Andrew Sommerlad , seorang psikiater di UCL dan salah satu peneliti studi tersebut, menjelaskan bagaimana gaya hidup sehat dapat berdampak langsung pada kesehatan mental Anda.

"Satu hal yang terjadi saat seseorang mengalami demensia adalah akumulasi kerusakan di dalam otak," kata Dr. Sommerlad.

Dengan menjalani pola makan sehat, berolahraga serta manajemen masalah medis seperti diabetes, maka hal ini akan membuat otak lebih sehat. 

"Hidup sehat akan menahan kerusakan otak serta mengurangi risiko penyakit mental di kemudian hari," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya