Begini Cara Ibu di Seluruh Dunia Bereaksi Saat Bayi Menangis

Ada banyak cara untuk menenangkan bayi menangis. Tapi ini yang dilakukan seluruh ibu di dunia.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 01 Des 2017, 12:00 WIB
Diterbitkan 01 Des 2017, 12:00 WIB
Seorang bayi menangis ketika akan dipijat dalam acara pijat massal bayi di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta, Selasa (7/11). Acara ini diikuti 300 bayi dan anak bawah dua tahun. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)
Seorang bayi menangis ketika akan dipijat dalam acara pijat massal bayi di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta, Selasa (7/11). Acara ini diikuti 300 bayi dan anak bawah dua tahun. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta Ada banyak cara untuk menenangkan bayi menangis. Namun apa yang ditemukan peneliti ini cukup menarik.

Seperti diberitakan Time, studi baru yang diterbitkan di jurnal PNAS ini menunjukkan, otak ibu di seluruh dunia bisa berubah dan beradaptasi saat memiliki anak. Hal ini memungkinkan seorang ibu dapat cepat merespons tangisan bayi. Uniknya, respons ini berbeda bagi wanita yang tidak memiliki anak.

Peneliti dari National Institutes of Health ini mengamati perilaku 684 ibu yang memiliki bayi berusia sekitar 5 bulan di Amerika Utara dan Selatan, tiga negara di Eropa Barat, dua di sub-Sahara Afrika, satu di Timur Tengah dan dua di Asia Timur. Para ibu ini ternyata memiliki cara yang berbeda untuk menghentikan tangisan bayinya.

"(Saat bayi menangis) Ibu akan langsung mendatanginya, menggendongnya, menunjukkan kasih sayang, mengalihkan perhatian dan mengajak bicara," kata peneliti.

Lalu peneliti memantau otak ibu yang baru memiliki anak dan yang telah berpengalaman. "Hasil penelitian menunjukkan, pola mengasuh anak berbeda sesuai budaya dan naluri atau intuisi ibu."

Ketika ibu mendengar bayi mereka menangis, area otak yang aktif adalah saraf yang terkait dengan produksi ucapan dan dengan rangsangan pendengaran. Dengan kata lain, tangisan bayi memicu otak ibu untuk bergerak dan bersiap untuk berbicara, bahkan sebelum ibu-ibu itu tahu apa yang harus dilakukannya.

"Kami telah melakukan penelitian yang menunjukkan bahwa dalam 100 milidetik tangisan bayi, wanita menunjukkan respons yang digerakkan oleh motor yang dikaitkan dengan gerakan lengan," kata Kepala penelitian anak dan keluarga di Institut Anak Nasional Kesehatan dan Pembangunan Manusia dan penulis utama studi ini, Dr. Marc Bornstein.

Para periset menduga, tangisan bayi bisa menjadi sinyal penting yang harus direspons langsung. Kesamaan respons ini terjadi di berbagai budaya, dan fakta bahwa perubahan otak terdeteksi dalam tiga bulan setelah melahirkan.

Studi ini juga menunjukkan, ibu dapat merasa nyaman jika mereka bisa tahu alasan bayi menangis.

 

Simak video menarik berikut ini:

10 alasan bayi menangis

Amy Spangler, Presiden BabyGooroo.com dan mantan Presiden Asosiasi Konsultan Laktasi Internasional (ILCA) menyatakan ada 10 alasan bayi menangis, seperti dikutip Huffingtonpost:

1. “Saya kesepian”

Bayi bisa sering menangis karena ingin dipeluk dan bermain bersama. Mereka berkembang dengan stimulasi sensoris yang bisa diberikan melalui sentuhan, berbicara, dan berpelukan.

2. “Saya lapar”

Anda dapat mencegah penyebab umum menangis ini dengan melihat isyarat kelaparan awal, seperti peregangan atau menggeliat atau gerakan mulut, mengisap jari atau tinju. Jadi, jangan menunggu bayi Anda menangis.

3. “Saya perlu bersendawa”

Menangis setelah menyusui bisa menjadi pertanda bahwa bayi perlu bersendawa. Beberapa bayi (terutama bayi yang diberi susu botol) menelan udara saat mereka makan. Anda bisa membantunya bersendawa dengan membelai lembut punggungnya.

4. “Saya lelah”

Menangis bisa menjadi tanda bayi kelelahan. Biasanya bayi akan menangis disertai dengan menggosok mata. 

5. "Menyakitkan"

Teriakan keras dan tiba-tiba bisa memberi isyarat kalau dia kesakitan. Hal ini bisa terjadi bila misalnya bayi terlalu banyak bergerak.

6. "Saya kotor"

Menangis bisa menandakan popok basah atau buang air besar. Anda bisa mengurangi tangisan bayi dengan mengganti popoknya secara teratur, misalnya setiap dua atau tiga jam sekali.

7. “Saya sakit”

Bayi Anda tidak bisa memberi tahu Anda apa yang sakit, tapi tangisannya bisa jadi karena ada sesuatu yang tidak beres. Selain memeriksa suhu bayi Anda, perhatikan bahasa tubuhnya. 

8. “Saya mengalami konstipasi”

Pijat lembut, kompres atau mandikan bayi dengan air hangat, membedongnya bisa menenangkan bayi.

9. “Saya sedang tumbuh gigi”

Menangis bisa menjadi tanda bahwa bayi Anda sedang tumbuh gigi. Gigi mungil yang tajam menembus gusi sensitif bisa menyakitkan.

10. “Saya kepanasan atau kedinginan”

Menangis bisa berarti bayi sedang kepanasan atau kedinginan. Pastikan pakaiannya tidak berlebihan dan berikan selimut bila suhu sekitar dingin.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya