Liputan6.com, Jakarta Saat ini, Indonesia tengah mengalami kejadan luar biasa (KLB) difteri, sehingga perlu dilakukan outbreak response immunization (ORI) sebanyak tiga kali, yakni bulan ini (Desember), bulan depan (Januari), dan enam bulan kemudian (Juli). Sasaran ORI tahun ini berjumlah lebih kurang 7,9 juta jiwa.
“Kita mengalami kejadian luar biasa tapi bukan wabah”, tutur Menteri Kesehatan RI, Nila Farid Moeloek, melalui keterangan pers, Sabtu (30/12/2017).
Baca Juga
Menkes memastikan bahwa persediaan vaksin dan serum anti difteri atau ADS saat ini tersedia dan cukup. Sementara itu, Menkes juga meminta PT. Biofarma untuk meningkatkan produksi dalam rangka menyediakan vaksin tambahan untuk sasaran ORI tahun depan.
Advertisement
“Kita tetap mengupayakan untuk membuat (vaksin). Biofarma akan bekerja keras untuk menyediakan (vaksin) di tahun depan. Kita upayakan cukup. Vaksin (difteri) ini dibuat di dalam negeri," kata Menkes.
Simak video berikut ini:
Serum pun cukup
Sementara itu, terkait serum anti difteri, Menkes menyatakan bahwa saat ini tersedia dan cukup.
“Satu orang membutuhkan beberapa vial tergantung dari berat penyakitnya. Ketersediaan serum anti Difteri saya kira cukup. Tapi, harapan saya jangan ada lagi yang kena difteri”, tambah Menkes.
Menanggapi impor anti Difteri serum, Menkes menerangkan bahwa PT. Biofarma sebenarnya mampu untuk memproduksi, namun saat ini sedang dalam proses pengembangan produksi supaya hasilnya lebih optimal. Dalam perlakuannya vaksin dan serum merupakan dua hal yang berbeda, sehingga kebijakan produksinya pun tidak dapat disamakan.
“Impor ada, sambil menunggu Biofarma bisa buat (produksi serum), ADS ini kan serum, tidak selalu dipakai. Serum ini kan hanya diberikan bagi orang yang terkena Difteri. Penyakit (Difteri) ini kan unpredictable, jadi harus diperhitungkan," pungkas Menkes.
Advertisement