Suplemen Vitamin A Biasa Dipakai Sembuhkan Penyakit Ini Sejak 1970

Pemberian suplemen vitamin A ternyata mampu mengatasi beberapa penyakit ini dan sudah digunakan sejak dulu.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 25 Feb 2018, 09:00 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2018, 09:00 WIB
Vitamin
Suplemen vitamin A sudah digunakan sejak dulu dan mengatasi beberapa penyakit.

Liputan6.com, Jakarta Suplemen vitamin A mampu mengatasi penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan campak. Pada penderita ISPA dan campak, tubuh mereka ternyata kekurangan vitamin A.

Dalam acara diskusi "Sejarah dan Situasi Terkini Program Fortifikasi di Indonesia" Soekirman dari Koalisi Fortifikasi Indonesia (KFI) mengungkapkan, pemberian vitamin A pertama kali dilakukan di Aceh, Sumatra pada tahun 1970-an.

"Tahun 70-an itu banyak kematian bayi karena ISPA dan campak. Setelah diperiksa lebih lanjut, ternyata penderita kekurangan vitamin A di tubuhnya. Akhirnya, percobaan diberi kapsul vitamin A. Itu pertama kali dilakukan di Aceh," kata Soekirman ditemui di Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Jumat (23/2/2018).

Hasil pemeriksaan penderita ISPA dan campak yang diberi kapsul vitamin A menunjukkan kondisi tubuh pasien yang semakin sehat. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun menetapkan, pemberian suplemen vitamin A dapat membantu mengatasi kekurangan vitamin A.

Efek pemberian vitamin A, imunitas tubuh akan menguat. Tubuh akan pulih dari berbagai penyakit tersebut.

 

 

Simak video menarik berikut ini:

Penemuan vitamin A

Vitamin
Penemuan vitamin A ternyata bermula di Indonesia.

Suplemen vitamin A, yang dapat membangun kembali imunitas tubuh tidak mungkin tercipta tanpa adanya penemuan vitamin A.

Cikal bakal penemuan vitamin A sebenarnya berkat upaya Christiaan Eijkman, peraih nobel kedokteran, yang melakukan penelitian mengenai penyakit beri-beri pada awal dasawarsa 1900-an.

Pada waktu itu, masyarakat, khususnya di Jakarta dan Aceh menderita kekurangan gizi dan mengalami penyakit beri-beri.

"Prof Eijkman akhirnya menemukan, ada zat sesuatu (senyawa) pada beras yang bisa membuat orang tidak kena beri-beri. Nah, penemuan itu kemudian diteliti lebih jauh lagi. Hasilnya, (senyawa) itu disebut vitamin A," ungkap Soekirman.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya