Liputan6.com, Jakarta Hidup sarat akan pilihan dan petualangan. Begitulah kira-kira yang dialami oleh gadis 19 tahun yang kini menjadi pembalap profesional di Amerika Serikat, Aurora Straus. Untuk dapat menjadi pembalap profesional, Aurora rela menunda kuliah di Harvard.
Dilansir dari New York Post, Senin (19/3/2018), ketertarikan Aurora di dunia balap sudah ada sejak dirinya berusia 13, saat ayahnya mendaftarkannya untuk mengikuti kursus mengemudi di Monticello Motor Club di Catskills. Namun, pada sesi satu lawan satu, gadis yang berasal dari Cold Spring, New York tersebut menikmatinya dengan mengemudi pada beberapa putaran.
Baca Juga
"Saya tidak pernah melupakan sensasi mengendalikan mesin. Saya merasa sangat kecil, dan belum pernah mengalami hal ini. Itulah pertama kalinya saya masuk ke mobil nascar," ujar Aurora, mengutip dari New York Post.
Advertisement
Usai mengikuti latihan mengemudi, tepatnya pada 2014, Aurora mengawali kariernya sebagai pembalap dengan mengendarai go-kart. Setelah itu, di bawah bimbingan instruktur Stevan McAleer, Aurora mengikuti balapan pro pertamanya, yakni pada Battery Tender Mazda MX-5 Cup, dengan serangkaian sprint selama 45 menit.
Karier pembalap muda ini terus menanjak. Hal ini membuatnya harus merelakan dirinya untuk menunda perkuliahannya di Harvard tahun 2018. Aurora kemudian mengikuti seri Pirelli World Challenge di Austin, Texas dengan mengendarai BMW M4 GT4 serharga $190.000.
Aurora mengaku dirinya tidak pernah menyangka akan menjadi pembalap perempuan yang berprestasi. Saat dirinya berusia 16 dan 17, pembalap lainnya, yang didominasi oleh pria, berusia minimal 20-an.
"Hal itu benar-benar sulit. Saat balapan, jarak antar mobil dan roda sangat dekat. Balapan nascar merupakan yang paling brutal yang pernah saya lakukan. Jika melakukan kesalahan, hal tersebut bisa menghabiskan banyak biaya," kenang Aurora.
Selain menjadi pembalap, Aurora memiliki hobi lain di bidang musik. Ia adalah seorang gitaris dan penyanyi amatir.
Â
Saksikan juga video berikut ini :
Aurora pernah berniat mengakhiri kariernya sebagai pembalap
Meski telah meraih sederet prestasi di dunia balap, Aurora mengaku dirinya pernah berpikir untuk hengkang. Hal itu terjadi tahun 2014, saat putri dari pemilik Monticello Motor Club tersebut merasa dirinya direndahkan oleh seorang instruktur.
"Instruktur mengatakan saya mengerem dan mengendalikan mobil seperti serorang gadis. Saya merasa sangat kecewa karenanya, sehingga hampir berhenti," kata Aurora.
Tak hanya sampai di situ, pemilik tim yang menaungi Aurora pernah berkomentar langsung tentang bagaimana dirinya akan menarik lebih banyak pendukung dengan menggunakan pakaian terbuka.
Menanggapi hal tersebut, Aurora mengatakan dia tidak ingin mengorbankan dirinya sendiri. Menurutnya, sudah cukup banyak pria yang memintanya untuk keluar dari dunia balap.
Advertisement
Perjuangan Aurora menjadi seorang pembalap
Untuk menjadi seorang pembalap profesional, banyak hal yang dilakukan Aurora dalam mempersiapkan seri balap tersebut. Dia mengaku dirinya terkubur di dalam kokpit selama 45 menit hingga satu setengah jam dalam suhu yang sangat panas, yakni 100 derajat. Untuk itu, Aurora melakukan latihan kardio setidaknya lima hari dalam seminggu.
"Saya menghabiskan waktu berjam-jam sebelum pergi ke setiap lintasan baru untuk melihat video balapan di masa lalu," kata Aurora menjelaskan.
Selain itu, Aurora pun melakukan persiapan dengan mengumpulkan data terkait kecepatan mobil, percepatan, dan perbedaan waktu per sudut.
Meski demikian, Aurora tetap memiliki keinginan untuk melanjutkan pendidikannya. Lulusan Westchester High School tersebut hendak melanjutkan studi bahasa inggris dengan jurusan teknik mesin. Dia berharap kariernya akan mencapai puncak pada September 2019, tepatnya saat berumur 21 tahun.