Liputan6.com, Jakarta Perkembangan teknologi membuat pencitraan kardiovaskular juga semakin maju. Salah satunya adalah dengan menggunakan cetak tiga dimensi dan hologram.
"Sebelumnya, kateterisasi itu bak humas untuk penyakit jantung bawaan. Tetapi beberapa dekade terakhir mulai berubah trennya. Kalau yang tadinya invasif, berubah menjadi yang non-invasif menggunakan CT dan MRI," ungkap kardiologis dr. Oktavia Lilyasari, Sp.JP(K).
Baca Juga
Oktavia mengatakan, tidak ada yang bisa memprediksi bagaimana perkembangan teknologi ke depannya.
Advertisement
"Di luar negeri, itu sudah mulai berkembang. Ada yang namanya 3D printing. Jadi dia membuat tiruan jantung persis dengan bentuk yang ada," kata dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Harapan Kita tersebut saat ditemui dalam 27th Annual Scientific Meeting of Indonesia Heart Association atau ASMIHA, di kawasan Kuningan, Jakarta, Jumat (20/4/2018).
"Itu biasanya bahannya dari CT atau MRI, atau 3D echo (Echocardiography). Nanti dia bikin bentuk seperti mainan jantung persis dengan kondisi kelainan jantung pasien tersebut," ungkap Oktavia yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) tersebut.
Hal itu sangat menolong dokter yang membutuhkan detil dalam melihat bentuk jantung dan pemasangan alat.Â
Â
Simak juga video menarik berikut ini:
Â
Seperti Film Iron-Man
Selain itu, apabila Anda pernah menonton film seperti Iron-Man, para peneliti dalam film tersebut menggunakan hologram 3 dimensi untuk membantu pekerjaannya.
"Saya terkagum-kagum. Kayak nonton film Iron-Man ya. Hanya tinggal diginiin (disentuh hologramnya), bisa kebelah-belah itu jantung," kata Oktavia.
"Menurut saya itu sangat membantu kita (dokter spesialis kardiovaskular) nantinya ke depan untuk melakukan intervensi. Baik secara bedah ataupun non-bedah," tambahnya.
Namun, alat semacam itu diakui Oktavia belum tersedia di Indonesia.
"Mudah-mudahan makin berkembang dan ini ada di Indonesia," ujar Oktavia penuh harap.
Â
Advertisement
Penting untuk Pengambilan Keputusan Klinis
Menurut Ketua Scientific Committee ASMIHA 2018, dr. Dafsah A. Juzar, SpJP (K), pencitraan kardiovaskular penting untuk memahami penyakit tersebut.
"Saat ini, pencitraan berperan dalam diagnosis biologis, fungsional, hemodinamik dan beberapa proses patofisiofi," ungkap Dafsah dalam acara yang sama.
"Tren pencitraan kardiovaskular saat ini akan fokus pada peningkatan diagnosis awal, sehingga dapat meningkatkan kesehatan kardiovaskular dan dapat dikembangkan menjadi alat dalam mengambil keputusan klinis," tambahnya.
Â