Â
Liputan6.com, Jakarta Ada trik untuk melakukan pertolongan pertama pada penderita hipotermia. Jika orang yang mengalami hipotermia--suhu tubuh berada di bawah 35 derajat Celsius)--ditemukan berada di air atau es, kru penyelamat yang terlatih harus berupaya menyelamatkannya. Namun, penyelamatan di air dan es sangat berbahaya dan tak boleh dilakukan tanpa persiapan matang.
Advertisement
Baca Juga
Namun, kru dapat melempar perangkat atau tali ke tubuh penderita dari lokasi yang aman. Trik penyelamatan ini secara teknis dapat digunakan pada penderita hipotermia yang berada di gunung dan hutan belantara.
Prioritas pertama adalah memindahkan penderita hipotermia ke lingkungan yang lebih hangat. Hal ini membuat mereka tidak lagi kehilangan suhu panas. Jika ambulans sudah datang, maka penderita bisa masuk ke dalam ambulans.
Lingkungan yang hangat tidak hanya mencegah suhu panas hilang, melainkan memastikan panas tubuh kembali meningkat normal (di atas 35 derajat Celcius). Sebagaimana dilansir dari Journal of Emergency Medical Service, Jumat (22/6/2018), tanggalkan pakaian basah atau dingin yang ada pada tubuh penderita.
Ini dikarenakan air dingin menghantarkan panas 25 kali lebih cepat dari udara sehingga panas tubuh dapat hilang. Kemudian tutupi tubuh penderita hipotermia dengan selimut.
Â
Â
Simak video menarik berikut ini:
Jenis hipotermia dan pertolongannya
Ada hal yang perlu diingat saat menolong penderita hipotermia, lakukan dengan selembut mungkin. Bila merawat penderita hipotermia dengan tindakan kasar dapat memicu terjadinya aritmia (gangguan detak jantung). Aritmia dapat hilang sendirinya seiring suhu tubuh kembali normal.
Pertolongan pertama pada penderita hipotermia dapat dilihat sesuai jenis hipotermia yang dialaminya. Bagi pasien dengan hipotermia ringan akibat kelelahan, penghangatan dengan selimut dapat dilakukan.
Sambil diberi selimut, Anda dapat melepas pakaian basahnya. Langkah sederhana ini mengurangi tubuh kehilangan suhu panas.
Untuk pasien hipotermia sedang dan berat (panas tubuh menghilang secara perlahan-lahan) dapat ditolong dengan perangkat pemanas. Saat menggunakan pemanas, pastikan perangkat tidak terlalu dekat dengan tubuh penderita untuk menghindari luka bakar.
Advertisement
Perhatikan denyut nadi dan jantung
Bila penderita hipotermia ditemukan tidak responsif atau pingsan, selama 60 detik pertama, perhatikan denyut nadi dan jantung. Tidak adanya denyut jantung dapat dilakukan dengan CPR (bantuan napas buatan).
Penggunaan alat CPR mekanik dapat membantu untuk memastikan denyut jantung penderita normal secara terus-menerus selama beberapa jam. Hal ini diperlukan mencegah penderita alami henti jantung.