Cerita Perawat Atasi Cemas Saat Ada Gempa Susulan di Lombok

Cara perawat Tri Adam Prajawan mengatasi cemas dan takut saat ada gempa susulan di Lombok.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 11 Agu 2018, 21:10 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2018, 21:10 WIB
Kepanikan Warga Saat Gempa Susulan Di Lombok Berkekuatan 6,2  Skala Richter
Sejumlah petugas menenangkan warga saat kepanikan terjadi akibat gempa susulan melanda di Tanjung pulau Lombok, NTB, Kamis (9/8).(AFP/ ADEK BERRY)

Liputan6.com, Jakarta Perawat Tri Adam Prajawan sudah bertugas sejak malam usai gempa 7.0 skala Richter mengguncang Lombok pada Minggu, 5 Agustus 2018. Gempa susulan pun masih hadir yang beberapa diantaranya berkekuatan besar.

“Yang terakhir barusan, gempa 6,2 SR. Semua pasien panik di sini,” kata Tri saat merawat pasien di RSUD Tanjung, Kamis, 9 Agustus 2018.

Jujur, Tri juga kerap merasa cemas ketika gempa susulan datang. Namun, ia dan petugas kesehatan lain berusaha menepis rasa cemas tersebut.

“Rasa takut pasti ada, tapi untuk membantu masyarakat, kita coba hilangkan sendiri,” kata Tri seperti dikutip rilis Sehat Negeriku Kementerian Kesehatan RI, Sabtu (11/8/2018).

Ia menjelaskan untuk menghilangkan rasa takut karena gempa, dirinya sering bercanda dengan teman-teman nya saat istirahat.

“Untuk mengatasi rasa takut, duduk bersama teman-teman dan bercanda,” katanya.

 

 

Saksikan juga video menarik berikut:

Bantu pasien lewati trauma

Korban Gempa Lombok Dirawat di Luar Gedung Rumah Sakit
Ilustrasi korban gempa Lombok. (AP/Firdia Lisnawati)

Korban gempa yang mengalami masalah kesehatan juga turut merasa ketakutan bila ada gempa susulan. Walau berada di luar rumah sakit beratap tenda, rasa takut masih menghantui para korban gempa Lombok.

Melihat kondisi itu, Tri dan perawat lain memberikan motivasi agar mereka tidak trauma berkepanjangan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya