Momen Sumpah Pemuda, Bahasa Indonesia sebagai Pemersatu Bangsa Harus Diingat

Bahasa Indonesia sebagai poin ketiga dalam Sumpah Pemuda saat ini sudah banyak tergerus oleh bahasa asing dan sering salah dalam penggunaannya

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 28 Okt 2018, 13:00 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2018, 13:00 WIB
Mengenang Perjuangan Pahlawan di Museum Sumpah Pemuda
Petugas membersihkan ruangan diorama di Museum Sumpah Pemuda, Jakarta, Selasa (23/10). Terdiri atas 8 ruangan, sejarah pergerakan pemuda Indonesia dipaparkan secara lengkap lewat dinding-dinding yang dipenuhi naskah informatif. (Merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta Salah satu keprihatinan yang sering disorot saat momen peringatan Sumpah Pemuda adalah bahasa Indonesia. Padahal, bahasa merupakan salah satu hal yang juga mempersatukan Indonesia.

Yang sering menjadi sorotan dalam Sumpah Pemuda adalah mulai hilangnya penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan mulai tergerus oleh bahasa asing. Karena itu, penting bagi kita untuk mengingat tentang hal ini.

Menurut Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud Dadang Sunendar, poin Sumpah Pemuda tidak boleh hanya diingat nomor satu dan dua saja.

“Namun yang ketiga, yaitu menjunjung tinggi bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia, juga penting,” kata Dadang dalam Taklimat Media tentang Kongres Bahasa Indonesia XI di Kantor Kemendikbud pada Rabu (24/10/2018), dikutip dari rilis dalam laman kemdikbud.go.id.

Selama ini, penggunaan bahasa Indonesia dinilai sudah tergerus oleh bahasa asing. Selain itu, penggunaannya juga kurang tepat.

“Bahasa Indonesia saat ini tergusur oleh bahasa asing, namun penggunaan bahasa Indonesia pun masih banyak yang kurang tepat, misalnya pada kata depan atau awalan,” ujar Redaktur Bahasa Majalah Tempo UU Suhardi dalam kesempatan tersebut. Padahal, saat ini bahasa Indonesia sudah diajarkan di 45 lembaga pendidikan di luar negeri.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 

Menulis Bahasa Indonesia adalah Kebanggaan

Mengenang Perjuangan Pahlawan di Museum Sumpah Pemuda
Petugas membersihkan ruangan diorama di Museum Sumpah Pemuda, Jakarta, Selasa (23/10). Meski memiliki sejarah panjang, Museum Sumpah Pemuda tidak seramai museum-museum di luar negeri. (Merdeka.com/Imam Buhori)

Tidak hanya digunakan untuk berbicara saja, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar juga penting dalam penulisan. Menurut sastrawan dan jurnalis Linda Christanty, bahasa Indonesia adalah bahasa yang terus tumbuh dan berkembang.

Selain itu, bisa menulis dalam bahasa Indonesia sesungguhnya adalah suatu kebanggaan dan penuh perjuangan.

"Para penulis masih banyak yang harus belajar menulis menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar,” ujar Linda.

Adapun Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa akan mengadakan Kongres Bahasa Indonesia (KBI) XI dengan tema Menjayakan Bahasa dan Sastra Indonesia. KBI XI akan diselenggarakan pada 28-31 Oktober 2018 di Jakarta.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya