Liputan6.com, Jakarta Kotak hitam menjadi benda penting dalam investigasi sebuah kecelakaan pesawat. Salah satunya seperti yang terjadi pada Lion Air JT 610 yang jatuh di Laut Jawa baru-baru ini.
Kotak hitam sendiri berguna untuk merekam berbagai kejadian yang terjadi dalam sebuah penerbangan. Beberapa diantaranya seperti ketinggian, posisi, kecepatan, dan percakapan pilot.
Baca Juga
Mengutip abc.net.au pada Rabu (31/10/2018), berikut ini bagian kedua dari delapan fakta mengenai kotak hitam. Benda yang paling dicari dalam sebuah kecelakaan pesawat.
Advertisement
5. Hanya 2 jam percakapan kokpit yang disimpan
Perekam digital ini memiliki penyimpanan yang cukup untuk 25 jam data penerbangan, tetapi hanya memiliki dua jam penyimpanan untuk rekaman suara kokpit, yang direkam sendiri dalam satu lingkaran.
Perekam suara kokpit (Cockpit Voice Recorder/CVR) melacak interaksi kru satu sama lain dan kontrol lalu lintas udara. Mereka juga merekam kebisingan latar yang mungkin penting bagi analis kecelakaan.
Ketika masih menggunakan versi rekaman magnetik, kotak hitam ini hanya bisa direkam 30 menit percakapan kokpit beserta kebisingannya.
Â
Saksikan juga video menarik berikut ini:
6. Butuh waktu lama menemukannya
Kotak hitam dilengkapi dengan suar pencari bawah air yang mulai memancarkan sinyalnya jika sensor menyentuh air. Mereka bekerja untuk kedalaman lebih dari empat kilometer dan dapat mengeluarkan "ping" sekali dalam satu detik selama 30 hari sebelum baterai habis.
Namun, tidak mudah untuk menemukannya. Seperti pada Air France 447 yang jatuh di Samudera Atlantik. Butuh waktu dua tahun bagi tim pencari untuk menemukan dan menaikkan kotak hitam pesawat nahas itu.
Â
Advertisement
7. Benda itu hampir tidak bisa dihancurkan
Flight Data Recorder (FDR) biasanya dibungkus ganda dengan titanium atau baja tahan karat. Benda tersebut juga harus mampu menahan kondisi yang sangat buruk.
Para peneliti sendiri mengujicobanya dengan menghancurkannya dalam panas api 1.100 derajat Celcius, menenggelamkannya ke dalam tangki air garam bertekanan tinggi, dan mencelupkannya ke dalam bahan bakar jet.
Â
8. Namun, benda itu tidak sehebat ponsel Anda
Setelah kejadian MH370, para ahli mengatakan bahwa sudah waktunya untuk memperbaharui metode pengumpulan data penerbangan. Dengan ponsel, penumpang dapat mengirim teks, streaming, dan menjelajahi internet. Namun tidak dengan perekam data di pesawat yang tidak berkomunikasi secara nyata dengan seluruh dunia.
Bandwidth yang diperlukan untuk mengalirkan data dalam jumlah besar dari pesawat besar saat ini sulit dilakukan. Hal ini diungkapkan oleh penulis Aviation, Stephen Trimble dalam tulisannya di Guardian. Dia menuliskan, Boeing telah mengajukan permohonan paten pada sistem yang bisa mengirimkan kumpulan data termasuk lokasi pesawat.
"Akan ada biaya untuk sistem semacam itu, tetapi manfaatnya jelas. Tim pencarian dan pemulihan multi-nasional yang melibatkan armada kapal dan pesawat pencari tidak lagi diperlukan," ujarnya.
Advertisement