Liputan6.com, Jakarta Akibat wabah (outbreak) flu burung yang pernah terjadi di Indonesia, negara harus menanggung beban ekonomi sampai Rp 5 triliun. Dampak tersebut juga memengaruhi perdagangan dan pariwisata.
Baca Juga
Advertisement
Kedua sektor tersebut terimbas wabah flu burung. Flu burung termasuk ancaman penyakit menular yang mewabah pada 2004. Proses penyebaran virus flu burung yang cepat juga dapat mengganggu stabilitas negara.
Dalam acara konferensi pers Global Health Security Agenda (GHSA) 2018, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI Anung Sugihantono mengungkapkan, kondisi serupa juga dialami oleh negara lain. Selain flu burung di Indonesia, beban ekonomi akibat wabah penyakit juga dialami negara-negara di Afrika ketika ebola melanda.
"Ini (wabah ebola) juga berdampak pada perekonomian negara-negara di Afrika. Bukan kerugian ekonomi saja, efek yang muncul adalah kekhawatiran dari negara-negara terhadap penyebaran virus ebola," jelas Anung di Kementerian Kesehatan, Jakarta, ditulis Selasa (6/11/2018).
Data World Bank mencatat, kerugian negara di seluruh kawasan Afrika akibat wabah ebola mencapai USD 30 miliar atau setara Rp 448,59 triliun. Wabah ebola terjadi di Liberia, Guinea, dan Sierra Leone pada 2014.
Â
Â
Saksikan video menarik berikut ini:
Sistem keamanan kesehatan global
Adanya wabah penyakit menular, seperti flu burung dan ebola, menyadarkan berbagai negara di dunia dalam hal peningkatan sistem keamanan kesehatan global.
"Tentunya keamanan di sini dalam konteks menangkal penyakit dan faktor-faktor yang memengaruhi penyebaran penyakit," Anung melanjutkan.
Oleh karena itu, dibentuklah forum kerjasama antarnegara untuk meningkatkan keamanan kesehatan global yang disebut Global Health Security Agenda (GHSA). Forum itu sudah diluncurkan sejak Februari 2014. Setiap negara akan saling memaparkan, berbagi, dan berdiskusi terkait upaya apa saja menguatkan sistem keamanan kesehatan global demi menghadapi wabah penyakit menular.
Advertisement