Pelengkap Gizi Seimbang, Tidak Selalu Harus Minum Susu

Agar tubuh memeroleh gizi seimbang, kita tidak harus selalu minum susu. Ada sumber makanan lain yang bisa dikonsumsi.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 19 Nov 2018, 14:00 WIB
Diterbitkan 19 Nov 2018, 14:00 WIB
Sayur
Gizi seimbang itu tidak harus dilengkapi dengan minum susu. Ilustrasi/copyright unsplash.com/Micheile Henderson

Liputan6.com, Jakarta Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI, Kirana Pritasari menjelaskan, untuk memperoleh gizi seimbang tidak harus dilengkapi dengan susu. Ada sumber makanan lain yang bisa dikonsumsi masyarakat.

"Dulu, kita tahu konsep 4 sehat 5 sempurna. Itu sudah lama sekali. Dengan perkembangan ilmu kesehatan, sebenarnya untuk mendapatkan kecukupan gizi (seimbang) tidak harus dengan susu," kata Kirana usai puncak Hari Kesehatan Nasional ke-54 di Gelora Bung Karno, Jakarta, ditulis Senin (19/11/2018).

Indonesia punya banyak makanan lokal. Sumber makanan tersebut, sudah mencukupi kebutuhan gizi seimbang. Sesuai dengan piramida makanan, gizi seimbang ada ketercukupan dari makanan pokok, seperti sumber karbohidrat, protein, dan vitamin.

"Untuk makanan, kita enggak melulu soal nasi. Di daerah lain, Maluku, misalnya, makan pisang pakai sambal juga ikan itu sudah lezat sekali. Bagus itu gizinya," tambah Menteri Kesehatan Nila Moeloek.

Di Papua, asupan gizi masyarakat makan keladi (talas). Tanaman keladi juga tumbuh banyak dan dibudidayakan.

 

 

Saksikan video menarik berikut ini:

Konsep 'Isi Piringku'

Gizi Seimbang
Konsep gizi seimbang bisa diketahui dari konsep "Isi Piringku." (Liputan6.com/Fitri Haryanti Harsono)

Konsep 'Isi Piringku' kini menjadi salah satu program yang gencar dikampanyekan Kementerian Kesehatan. 'Isi Piringku' terdiri atas 50 persen buah dan sayur. Sementara itu, 50 persen lainnya terdiri dari sepertiga lauk dan dua per tiganya makanan pokok (sumber karbohidrat).

"Ini agar mudah dipahami masyarakat. Saat makan, seseorang harus sesuai kebutuhan makannya, tidak boleh berlebihan. Jadi, tidak menyia-nyiakan makanan (makanan jadi sisa atau tidak habis)," ujar Kirana.

Penggambaran 'Isi Piringku' secara visual bertujuan mudah dikenali dan dipahami dari anak-anak sampai orang dewasa. Bahkan ketercukupan gizi balita juga bisa diterapkan melalui 'Isi Piringku.'

"Bayi dan balita yang sedang masa pertumbuhan, makannya juga bisa dikelola dengan pola 'Isi Piringku. Untuk balita misalnya, sumber protein dan lemak harus lebih banyak. Kalau orang dewasa, sumber karbohidrat perlu dikurangi," Kirana melanjutkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya