Liputan6.com, Jakarta Tiongkok punya cara unik mengatasi masalah sisa makanan yang menumpuk. Para pelaku industri di sana memanfaatkan kecoak untuk mengatasi sisa makanna. Beberapa dari mereka bahkan membudidayakan hewan yang dianggap menjijikkan tersebut.
Salah satunya di kota Jinan yang terletak di bagian selatan Tiongkok. Di sebuah pabrik di kota ini, kecoak dibudidayakan untuk melahap sisa makanan yang sudah diolah. Udara hangat dan lembap dijaga untuk memastikan agar kesehatan dan nafsu makan tetap terjaga.
Baca Juga
Melansir New York Post pada Selasa (11/12/2018), di ibukota Provinsi Shandong tersebut, satu miliar kecoak diberi makan 50 ton sampah dapur sehari. Berat ini setara dengan makanan tujuh gajah dewasa. Pabrik tersebut sendiri dijalankan oleh Shandong Qiaobin Agricultural Technologu Co.
Advertisement
"Kecoak adalah jalur bio-teknologi untuk mengubah dan memproses limbah dapur," kata Presiden Shandong Insect Industry Association Liu Yusheng.
Selain itu, kebijakan nasional yang melarang penggunaan limbah makanan untuk pakan babi juga memacu pertumbuhan budidaya kecoak. Larangan itu sendiri muncul setelah kasus flu babi di Afrika.
Menurut Chairwoman Shandong Qiaobin Li Hongyi, kecoak merupakan sumber protein yang baik untuk babi dan ternak yang lainnya.
"Ini seperti mengubah sampah menjadi sumber daya," ujar Hongyi.
Â
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Sebagai produk perawatan tubuh
Perusahaan lain, Gooddoctor di Sichuan, membudidayakan enam miliar kecoak. Mereka menggunakannya sebagai produk-produk perawatan tubuh.
"Esensi dari kecoak baik untuk menyembuhkan sariawan dan peptikum, luka kulit, bahkan kanker perut," ujar Manajer Fasilitas Kecoak Gooddoctor Wen Jianguo.
Para peneliti juga melihat penggunaan ekstrak hewan itu untuk masker kecantikan, pil diet, dan perawatan rambut rontok.
Di Gooddoctor, kecoak mencapai akhir masa hidup mereka hingga enam bulan, sebellum dihancurkan oleh uap, dicuci, dan dikeringkan, untuk kemudian dikirim ke tangki ekstrasi nutrisi besar.
Advertisement