Liputan6.com, Jakarta Rumah Sakti Umut Daerah (RSUD) Tiom yang berada jauh di ujung Indonesia tepatnya di Kabupaten Lanny Jaya, Papua sudah memperoleh akreditasi pada 2018. Namun, banyak tantangan yang dilewati rumah sakit ini untuk bisa mendapatkan akreditasi.
Untuk bisa meraih akreditasi, tentu tak bisa hanya tim rumah sakit saja. Menurut Direktur RSUD Tiom dokter Nataniel Imanuel Hadi perlu sinergi dari banyak pihak. Mulai dari soliditas dokter, suster dan karyawan rumah sakit, ilmu darirumah sakit lain yang sudah terakreditasi, pemerintah daerah, aparat kepolisian untuk mengawal tim surveyor Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS).
Baca Juga
Tak ketinggalan, peran masyarakat juga besar dalam mewujudkan rumah sakit ini mendapat akreditasi. Berkat bantuan warga, RSUD Tiom punya pagar yang merupakan salah satu syarat akreditasi.
Advertisement
“Secara umum, kesulitan terbesar dalam akreditasi rumah sakit di Papua adalah ketersediaan alat, tapi itu bukan jadi masalah bagi kami karena dari sisi peralatan, rumah sakit kami bisa dibilang sudah cukup lengkap. Yang jadi kendala adalah kami belum memiliki pagar rumah sakit," kata Nataniel.
"Kelihatannya sepele, tapi itu adalah salah satu syarat akreditasi dan butuh biaya yang besar," cerita Nataniel seperti dikutip dari rilis dari BPJS Kesehatan diterima Health-Liputan6.com pada Senin (7/1/2019).
Biaya besar bangun pagar di Papua
Di sana, harga satu sak semen bisa mencapai Rp750 ribu. Padahal dana yang dimiliki terbatas. Itupun sudah digunakan untuk membeli peralatan medis, obat habis pakai, hingga untuk membeli solar guna menyalakan listrik rumah sakit selama 24 jam.
Perlu diingat juga, satu liter solar di Papua dihargai Rp25-30 ribu. Jadi, dalam satu tahun menghabiskan miliaran rupiah hanya untuk memastikan rumah sakit teraliri listrik.
Nataniel pun sempat berpasrah soal pagar rumah sakit ini. Ia lalu mengirimkan surat ke komunitas gereja dan komunitas muslim setempat. Bukan untuk meminta dukungan dana tapi mohon agar bisa mendoakan sehingga Tuhan bisa memberikan jalan keluar.
Advertisement
Warga berduyun-duyun bangun pagar tradisional
Tak ketinggalan, Nataniel juga menyurati sejumlah kepala desa untuk meminta bantuan sesuai kemampuan yang ada.
"Tak disangka, beberapa hari kemudian mereka datang membawa masing-masing warga untuk ikut membangun pagar tradisional untuk rumah sakit. Hampir empat hari jadi semua," katanya.
Para warga datang ke rumah sakit dengan membawa kayu dari kampung. Setelah itu dipasang sendiri di sekeliling rumah sakit.
"Itu benar-benar menjadi momen istimewa tersendiri bagi saya. Dengan semangat kebersamaan, kami mampu melewati tantangan tersebut,” ceritanya.
Atas kerja sama banyak pihak, Nataniel mengatakan akreditasi yang sudah diperoleh RSUD Tiom merupakan kado tahun baru terindah bagi masyarakat Kabupaten Lanny Jaya. Dengan terakreditasi, ia pun berharap pelayanan kesehatan di daerah tersebut bisa kian membaik.