Sleep Training, Kunci Proses Menyapih jadi Lebih Mudah

Ada cara efektif untuk membantu proses menyapih jadi lebih gampang.

oleh Babyologist diperbarui 22 Jan 2019, 18:00 WIB
Diterbitkan 22 Jan 2019, 18:00 WIB
Ibu menyusui (iStock)
Ilustrasi ibu menyusui (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Menyapih atau menghentikan kebiasaan anak menyusu pada ibu bukanlah hal mudah. Tapi, tak perlu khawatir, ada cara efektif untuk membantu proses menyapih jadi lebih gampang. Berikut pengalaman Mommy Ratna Sari Nur Holik dari Babyologist ketika menyapih buah hati.

Tidak akan pernah berhenti bersyukur saya dikasih rezeki yang luar biasa berupa ASI yang cukup sampai Shanum disapih.

Awal melahirkan memang ASI saya banyak banget, bisa dibilang deres. Jadi dulu sering pumping dan stock ASIP. Shanum pun dulu masih mau nge-dot dan tidak bingung puting jadi direct breastfeeding oke, ASIP menggunakan dot juga oke.

Tapi pas Shanum usia 4 bulan, saya kok merasa agak ribet kalau harus pumping. Terlebih saya full time Mommy, jadi dari usia Shanum 4 bulan itu sudah jarang banget memberikan Shanum ASIP, jadi full direct breastfeeding.

Sampai usia 1 tahun pas saya kenalkan susu UHT, saya coba menggunakan dot dan dia tidak mau. Ada senangnya juga sih anak saya tidak mau pakai dot. Karena katanya kalau anak nge-dot terus direct breastfeeding juga, proses menyapihnya jadi 2 kali.

Nah, masuk usia 17 bulan saya mulai kepikiran "nanti nyapih gimana ya?". Berkaca dari adik bungsu saya yang di usia 3 tahun kalau tidur masih tergantung sama dot (sufor), dan giginya rusak parah. Secara, saya benar-benar jaga kesehatan gigi anak. Setelah cari referensi sana sini, mulai lah sleep training di usia 17 bulan.

Proses menyapih ini saya mulai dengan sleep training. Menyapih dengan sleep training ini saya mulai dengan membiasakan Shanum minum air putih aja kalau bangun tengah malam. Karena kan biasanya kalau bangun tengah malam pasti yang Shanum cari ya mimi. Malam demi malam tidak semulus yang dikira, jadi memang butuh waktu untuk anak jadi terbiasa, jadi masih campur-campur air putih sama minum susu juga tapi diusahakan dominan air putih. Tapi kuncinya 1 ya Moms yaitu sabar.

Sampai akhirnya di usia Shanum 19 bulan 3 minggu, Shanum disapih secara tidak disengaja. Karena puting saya lecet parah. Yang ada di pikiran saya dari jauh-jauh hari, kalau kita mau melepas satu kebiasaan, jangan sampai menciptakan kebiasaan lainnya yang malah jadi kebiasaan buruk.

Jadi pas disapih ya benar-benar disapih. Melepaskan kebiasaan Shanum dari "ngenyot-ngenyot" sesuatu, baik itu ASI atau sufor di dot. Awal-awal menyapih Shanum masih beberapa kali bangun malam dan itu cuma haus lalu saya kasih minum air putih (pakai straw cup).

5 hari kemudian makin kelihatan dia sudah menikmati masa-masa disapihnya. Tidurnya lebih nyenyak, jarang banget bangun malam dan jam tidur lebih panjang. Satu lagi, makannya jadi makin lahap.

So, Moms yang anaknya sudah mendekati waktu untuk disapih, ada baiknya coba sleep training dengan membiasakan memberi air putih ketika anak bangun tengah malam minta susu. Mungkin ada beberapa Moms yang tidak tega kalau disapih jadi gantinya sufor lewat dot, itu tidak salah kok Moms saya juga pernah mengalaminya karena ada rasa tidak tega.

Tapi kalau menurut saya disapih itu kan pemberhentian proses menyusui. Jadi kalau masih nge-dot ya berarti belum disapih dan saat proses ini Moms harus tega. Moms and Dads juga orang-orang di sekeliling harus bisa bekerjasama untuk mendukung proses menyapih ini menjadi lancar.

Semoga bermanfaat.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya